Taman Ciung Wanara, Gianyar. (BP/wan)

SURABAYA, BALIPOST.com – Pemkab Gianyar terus mematangkan komitmen menata pertamanan di kawasan seni ini. Merespon keseriusan itu Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Gianyar yang menggandeng Dinas Pembangunan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Gianyar melakukan studi komparatif ke Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya ada Selasa (6/11).

Dalam kunjungan ke kantor Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya itu rombongan Kominfo dan PUPR, yang dipimpin Kabid Kominfo, Anak Agung Geria dan Kabid Pertamanan PUPR, I Wayan Jati, diterima oleh Kabid RTH dan PJO, Hendri Sugianto.

Kabid Pertamanan PUPR, I Wayan Jati, mengaku pemerintahan Gianyar saat ini konsen dengan lingkungan dan menata kota. Kondisi ini pun diharapkan dapat membuat masyarakat Gianyar atau pun yang berkunjung merasa lebih nyaman.

Baca juga:  Ekonomi Hijau Jadi "Game Changer" Indonesia Pascapandemi COVID-19, Menimbang Peran Perbankan Mewujudkannya

“Maka selaku staf, untuk menjabarkan, kami ke Surabaya melihat lebih jauh, pertamanan di kota Surabaya yang sudah terkenal,” jelasnya.

Diakui Jati, PUPR ini merupakan gabungan dinas yang baru berusia 2 tahun. “Kami baru bergabung dari DKP ke PUPR sejak 2 tahun lalu. Disamping sarana dan prasarana kami yang minim,” jelasnya.

Pihaknya juga sekalian menanyakan mengenai  solusi dari permasalahan yang terjadi di Gianyar. Seperti median jalan bukan milik pemerintah atau pohon perindang jalan yang mengganggu fasilitas umum. “Akar mencungkil bangunan dan daun menghalangi rambu lalu lintas. Bagaimana kiat-kiatnya,” ungkapnya.

Baca juga:  BRI Kerahkan Mobil Evakuasi dan Bangun Posko Bantuan Warga Terdampak Erupsi Semeru

Sementara itu, Kabid RTH dan PJO, Hendri Sugianto, mengaku penataan taman ini memerlukan proses. Ia pun mengungkapkan sering kerap mengalami tanaman hilang, namun ditanam lagi sehingga harus lebih bersabar. Lambat laun, masyarakat mulai sadar jika taman menjadi kebutuhan. “Tiap Minggu tidak perlu ke Malang, cukup liburan di Surabaya,” jelasnya.

Sampai saat ini, Surabaya memiliki taman pasif berupa pedestarian sebanyak 282 lokasi. Lalu taman aktif sebanyak  110 lokasi. Luas satu lokasi taman aktif minimal 500 M2 terluas 60 ha. Dalam penanganannya, pengelolaan taman di bagi menjadi 5 rayon, yakni rayon Surabaya Pusat; Timur; Utara dan Selatan. “Masing-masing rayon ada kepala dengan pasukan 80-90 orang,” ungkapnya.

Baca juga:  Ibu Negara Kunjungi Stan Pameran Dekranasda Badung

Untuk mengatur taman ini, Surabaya memiliki 7 Perda mengenai ruang terbuka hijau dan perlindungan tanaman dilindungi. Sementara untuk anggaran ada CSR dari perusahaan dan perbankan. Adapun para pekerjanya mulai beraktivitas mulai pukul 06.00 dengan cara didrop ke lapangan, lalu tenaga rayon itu dipulangkan pukul 15.00. “Kami dibekali hanky talky, dipantau langsung walikota,” ungkapnya.

Mengenai perawatan, pihaknya berharap merawat setiap hari. “Menanam kami setiap hari dan menyiram 2-3 kali. Itu harus dikerjakan dengan tulus. Juga ada monitoring,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *