Sejumlah petugas dari Pemadam Kebakaran melakukan pemadaman memanfaatkan alat berat di TPA. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Munculnya protes warga sekitar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara terhadap keberadaan TPA sampah diminta untuk disikapi serius. Apalagi sejak lama warga sejatinya sudah tidak berkenan adanya perluasan lahan TPA. Sistem yang dilakukan memanfaatkan lahan yang ada saat ini juga tetap berdampak buruk. Karena itu warga mengharapkan agar TPA tidak lagi di Peh.

Wakil Ketua DPRD Jembrana, Wayan Wardana, Rabu (25/7) meminta kepada pemerintah untuk mencari solusi lain, agar TPA tidak harus di Peh. Menurutnya, dengan kejadian kebakaran yang berulang-ulang di TPA Peh, sudah sepatutnya pemerintah daerah segera mimikirkan alternatif lain. Apalagi masyarakat sekitar sudah menuai dampak langsung terutama pada kualitas air minum serta gangguan polusi udara. “Jadi kalau bisa dicarikan tempat lain yang jauh dari hunian penduduk,” kata Wardana.

Baca juga:  Disnakertrans Agar Bidik Perusahaan Tak Bayar IMTA

Selain itu, dalam pengelolaan sampah nantinya pemerintah daerah juga mengadakan kerjasama dengan swasta agar sampah-sampah itu memiliki nilai tambah. Misalnya memanfaatkan sampah organik digunakan untuk pupuk dan sampah plastik serta lainnya  untuk di daur ulang. “Tidak harus terpusat di Peh seperti sekarang ini, harus dicarikan solusi. Apalagi masyarakat sudah merasakan dampak negatif,” tambahnya.

Sebelumnya saat TPA tebakar, Selasa (24/7), puluhan warga Peh yang tinggal di dekat TPA meminta agar aktivitas di tempat pembuangan akhir itu dihentikan. Warga sudah bertahun-tahun sabar menerima dampak polusi yang ditimbulkan dari TPA tersebut. Apalagi kini kondisi TPA sudah menumpuk menjulang tinggi, disertai dengan genangan air yang pekat. Belum lagi terbakar seperti yang terjadi Selasa lalu, kepulan asap sampah terbakar itu hingga ke rumah-rumah penduduk. Warga meminta pemerintah mencarikan solusi yang terbaik dan jangan lagi menggunakan TPA tersebut.

Baca juga:  Revisi Perda Tentang LPD Ditetapkan

Hingga Rabu pagi, upaya pemadaman masih dilakukan. Sumber api diperkirakan masih ada di dalam tumpukan sampah itu. Sejumlah mobil Pemadam Kebakaran (damkar) sejak pagi hingga siang kemarin melakukan pemadaman. “Walaupun sudah dipadamkan, tapi kepulan asap kadang-kadang muncul,” tandas Perbekel Kaliakah, Made Bagiarta.

Kasi Pemadam Kebakaran, Kade Bagus Darmawan mengatakan petugas sudah menangani sejumlah titik yang mencul asap sejak pukul 07.00 Wita kemarin.  “Hingga siang pukul 11.00 Wita sudah aman,” terangnya.

Baca juga:  Rencana Pembentukan LOKA, Ranperda Harus Didasarkan Kajian dan Naskah Akademik

Pemadam Kebakaran selain mengerahkan dua unit mobil damkar dan satu unit mobil tangki air juga dibantu alat berat untuk mengeruk tumpukan yang muncul asap. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *