Penjual di pasar tradisional sedang melayani pembeli. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan Survei Kinerja Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Provinsi Bali, kegiatan usaha pada triwulan I 2018 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 20,45 persen.

Deputi Direktur BI KPw Provinsi Bali Azka Subhan mengatakan angka SBT ini lebih tinggi dari triwulan IV 2017 yang sebesar -32,37 persen. Juga, lebih baik dari nilai SBT triwulan I 2017 sebesar -12,67 persen.

Pemulihan kegiatan usaha terlihat pada 6 dari 9 sektor. Yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang menunjukkan pembalikan SBT dari -12,82 persen pada triwulan IV 2017 menjadi 17,26 persen pada triwulan I 2018. Ini terjadi karena adanya musim panen dan peningkatan harga jual dari sub sektor pertanian dan peternakan.

Lima sektor lain juga mengkonfirmasi terjadinya perbaikan kinerja usaha. Sementara satu sektor berada pada satu level stagnansi. Sektor tersebut adalah, industri pengolahan terjadi perbaikan SBT dari -3,46 persen menjadi -1,26 persen.

Baca juga:  Penambahan Signifikan, Positif COVID-19 di Indonesia Tembus 1.046 Kasus

Sektor bangunan terjadi kenaikan SBT dari -4,91 persen menjadi 2,45 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran terjadi perbaikan SBT dari -8,75 persen menjadi -0,79 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi terjadi perbaikan SBT dari -5,74 persen menjadi -0,59 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terjadi kenaikan SBT dari 3,40 persen menjadi 5,37 persen.

Di sisi lain, sektor listrik dan air bersih mengalami penurunan SBT dari 0,58 persen pada triwulan IV 2017 menjadi -0,58 persen pada triwulan I 2018. Sementara SBT sektor pertambangan dan penggalian stabil pada level -0,83 persen.

Pulihnya kinerja dunia usaha juga terindikasi dari membaiknya kondisi likuiditas dan rentabilitas dibanding triwulan sebelumnya. Saldo bersih likuiditas 3 bulan terakhir naik 5,47 poin menjadi 46,88 persen. Selain itu kemampuan perusahaan untuk mencetak laba (rentabilitas) juga membaik. Hal ini terbukti dari kenaikan saldo bersih hampir 10 poin menjadi 48,44 persen.

Baca juga:  Tagihan Membengkak, PLN Diminta Cek Ulang Penggunaan Listrik di Kios Pedagang Pasar Galiran

Namun sentimen positif tersebut tidak diikuti oleh indikator akses kredit perbankan selama 3 bulan terakhir yang turun semakin dalam dari -7,69 persen menjadi – 16,00 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh persentase responden yang menganggap mengakses kredit sulit itu lebih besar dari yang menganggap akses kredit mudah.

Di samping itu, kapasitas produksi secara agregat mengalami peningkatan dari 72,62 persen menjadi 80,30 persen pada triwulan I 2018. Ada 4 sektor yang mengonfirmasi terjadinya kenaikan produksi. Yaitu pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dari 66,67 persen menjadi 81,67 persen. Pertambangan dan penggalian dari 56,67 persen menjadi 70 persen, industri pengolahan dari 75,13 persen menjadi 75,78 persen. Pada sektor listrik, gas, dan air bersih juga mengalami peningkatan produksi dari 92 persen menjadi 93,75 persen.

Baca juga:  Pick-Up Tabrak Truk, Dua Tewas dan Satu Luka Berat

Tingkat penggunaan tenaga kerja juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,55 persen, dari sebelumnya -4,97 persen pada triwulan IV 2017 dan -2,75 persen pada triwulan I 2017. Peningkatan ini diperkirakan akan tertahan di level 3,25 persen pada triwulan II 2018. Peningkatan tenaga kerja di sector pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan signifikan dari 3,37 persen menjadi 12,82 persen pada triwulan I 2018 dan diperkirakan kembali kontraksi pada triwulan berikutnya menjadi sebesar 2,15 persen.
Sektor lain yang mengalami peningkatan penggunaan tenaga kerja adalah sektor bangunan. “Secara garis besar, peningkatan kinerja dunia usaha yang ditunjukkan dari hasil SKDU, searah dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I 2018 yang diperkirakan akan mengalami akselerasi disbanding triwulan IV 2017 seiring pulihnya kondisi ekonomi pasca erupsi Gunung Agung,” tutupnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *