nelayan
Perahu nelayan parkir di perairan Jembrana. (BP/dok)

NEGARA, BALIPOST.com – Dampak badai Marcus di Selat Bali diperkirakan hingga beberapa hari ke depan masih dirasakan dampaknya. Adanya sejumlah perahu fiber nelayan di Pantai Cupel yang hancur akibat gelombang tinggi, jajaran Satuan Polair Polres Jembrana mengimbau kepada nelayan untuk mewaspadai. Satuan Polair Jembrana sejak beberapa hari ini sejatinya sudah mesosialisasikan kepada nelayan terkait cuaca buruk di perairan Selat Bali. Tetapi dari pemantauan, masih ada beberapa nelayan yang nekat melaut kendati kondisi cuaca buruk.

Kasat Polair Polres Jembrana, Iptu Eddy Waluyo, Kamis (22/3) mengatakan pihaknya juga menginformasikan prakiraan cuaca yang diterima dari BMKG kepada nelayan. Termasuk ketika cuaca buruk yang belakangan terjadi di Selatan Bali ini, nelayan dihimbau untuk waspada. Pasalnya Badai Marcus ini berdampak menimbulkan angina kencang serta gelombang tinggi di perairan. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas nelayan di tengah lautan. Terutama pada malam hari, cuaca buruk ini mengancam keselamatan nelayan. Dari laporan cuaca yang diterima, selama beberapa hari ke depan gelombang tinggi masih terjadi. Adanya cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angina kencang ini cukup membahayakan nelayan. Ketinggian gelombang antara 0,75 hingga 1,5 meter. Namun cuaca di tengah lautan bisa berubah sangat cepat.

Baca juga:  Cuaca Buruk, Obyek Wisata Pantai Penimbangan Tutup

Jajaran Polair yang tersebar di sejumlah pos di pesisir Jembrana juga telah memberikan imbauan agar nelayan tidak melaut selama cuaca buruk ini masih terjadi. Tetapi diakuinya, ada beberapa nelayan yang tetap nekat melaut. Hal ini dipicu kebutuhan ekonomi, apalagi para nelayan sudah lama mengalami paceklik.

Sebelumnya di kawasan pantai Cupel, Kecamatan Negara Selasa (20/3) malam sejumlah perahu fiber nelayan hancur diterjang ombak tinggi. Padahal perahu mereka hanya disandarkan dipinggir pantai, namun lantaran kerasnya gelombang, perahu dari fiber hancur hingga terbelah tiga. Perahu sampan yang ditambatkan itu milik Moh Yani (40), Suyatno (47) dan Kahfi (42). Pihak desa setempat telah melaporkan kejadian tersebut untuk ditindaklanjuti (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Tertibkan Awu-awu, Satgas Berantas Premanisme Polda Sasar Terminal Mengwi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *