Pengungsi di posko pengungsian. (BP/dok)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Posko pengungsi di Desa Les, Kecamatan Tejakula akhirnya berhasil dikosongkan, setelah Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan dan Penanganan Pengungsi Gunung Agung berhasil merelokasi 1.750 jiwa pengungsi asal Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Ribuan pengungsi yang direlokasi sejak Jumat (6/10) tersebut, sekarang menempati beberapa fasilitas umum (fasum) hingga lahan milik warga di Desa Tejakula.

Pasca relokasi tersebut, suasana di posko pengungsi Desa Les tampak lengang. Dari 20 tenda yang dipasang, 18 tenda sudah ditinggalkan pengungsi. Sementara, dua tenda yang masih ditempati pengungsi. Mereka segera direlokasi hari itu juga, lantaran masih menunggu armada kendaraan untuk memindahkan ke tempat penampungan yang baru.

Baca juga:  KONI Jadi Mediator Dua Kubu Lemkari

Camat Tejakula Nyoman Widiartha, Rabu (11/10) mengatakan, semua desa di wilayahnya sekarang menampung pengungsi Gunung Agung, kecuali Desa Madenan dan Desa Sembiran. Dua desa tersebut tidak menerima pengungsi karena khawatir pengungsi kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih mengingat lokasi kedua desa tersebut berada di perbukitan.

Setelah pengungsi berhasil dipindahkan, persoalan yang sekarang dihadapi penyiapan tempat mandi cuci dan kakus (MCK), listrik, dan ketersediaan air bersih. Terhadap masalah tersebut, pihaknya bersama Satgas Penanggulangan dan Penanganan Pengungsi Gunung Agung dan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan melengkapi fasilitas tersebut dalam waktu dekat ini. “Bertahap kita lengkapi dan setelah fasilitasnya lengkap, warga pengungsi akan diberdayakan seperti masak atau kegiatan lain,” katanya.

Baca juga:  RUU Provinsi Bali Masuk Prolegnas, Tidak Menjadi Prioritas

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengatakan, setelah ditinggalkan pengungsi, tenda tetap didirikan. Ini untuk mengantisipasi kalau Gunung Agung mengalami erupsi, sehingga tenda ini difungsikan menampung warga yang dievakuasi saat eruspi. Terkait pendistribusian logistik, Subur menyatakan para kelian dusun (Kadus) yang di wilayahnya menampung pengungsi, akan ditugaskan membantu mengurai kebutuhan para pengungsi.

Untuk memaksimalkan distribusi logistik, masih menunggu pendataan final seluruh pengungsi. “Kadus masih mencatat segala kebutuhan pengungsi untuk satu minggu. Setelah datanya masuk kita distribusikan logistik dan pengungsi secara berkelompok akan memasak mandiri,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Wisman di Ubud Ikut Kampanye "Bali is Save"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *