AMLAPURA, BALIPOST.com – Kondisi Gunung Agung masih awas. Tingkat kegempaan vulkanik juga masih tinggi. Sementara untuk gempa terasa sejak beberapa hari terakhir mulai berkurang. Ini mengindikasikan sudah banyak terjadi rekahan-rekahan di dasar kawah yang membuat magma mulai banyak memiliki celah untuk naik ke permukaan. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, Rabu (11/10).

Menurut Kasbani, gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal dan tektonik lokal masih cukup tinggi dan fluktuatif. Kegempaan masih diatas 600 per hari. Dan itu artinya aktivitas magma di dalam gunung masih bergejolak. “Hembusan asap sampai saat ini masih bervariasi kisaran ketinggian 100-200 meter,” ungkap Kasbani.

Baca juga:  Bali Merupakan Daerah Tempat Budidaya Karang Hias Terbaik di Indonesia

Berkurangnya gempa terasa sejak beberapa hari belakangan ini, menurut Kasbani karena saat ini gempa yang terjadi lebih kosentrasi ke gempa vulkanik. Itu kaitannya dengan stres yang disebabkan oleh pergerakan magma di dalam.

Mungkin magmanya sudah menemui banyak jalan lewat rekahan-rekahan yang telah terjadi di dasar kawah. Sehingga memudahkan magma untuk menuju ke atas. Tapi sebagian magma sudah dimanifestasikan menjadi asap.

“Karena magma sudah mulai mempunyai celah untuk naik ke permukaan, makanya gempa terasa berkurang. Kalau sebelumnya gempa terasa terus terjadi karena lempengan penahan masih kuat bertahan. Mungkin saja magma sudah ada banyak celah menuju ke atas. Makanya gempa terasa tidak ada lagi,” tegas Kasbani.

Baca juga:  Polisi Gagalkan Dua Pengiriman Mikol

Dia menjelaskan, terkait pemantauan memakai drone militer yang dilakukan PVMBG bersama BNPB, Kasbani menjelaskan kalau pengamatan visual itu dilakukan untuk mengetahui secara pasti kondisi asap di dasar kawah, aktivitas yang ada di puncak dan perkembangan deformasi yang ada di atas.

“Pemantauan yang kita lakukan ini untuk menyempurnakan data-data. Karena kita juga butuh melihat kondisi gunung secara visual juga. Karena secara visual kita juga mengalami keterbatasan. Mengingat kita tidak bisa melihat dari sini (pos pemantauan). Jadi dengan pemantauan menggunakan drone ini bisa melihat lebih dekat ke arah kawah,” jelasnya.

Baca juga:  BNNK Denpasar Tes Urine Pelaut

Kata dia, untuk penggembungan juga masih tetap. Karena desakan dari bawah masih terus terjadi. Itu hal yang wajar, mengingat adanya desakan magma dari bawah.

Sementara pemantauan dari pos pemantauan Desa Rendang pada pukul 10.27 Wita di puncak Gungung Agung terlihat bersih dan tidak ada terlihat asap yang ke luar. Hanya sedikit diselimuti awan saja, sehingga membuat gunung tidak bisa dilihat secara keseluruhan. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *