nusa penida
Peternakan sapi di Nusa Penida, Klungkung. (BP/dok)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Meski Nusa Penida terkenal dengan bibit sapi unggul, ternyata tidak mendongkrak harga bibit sapi. Bahkan akhir-akhir ini harga bibit sapi Nusa Penida cenderung merosot. Hal ini tidak terlepas dari minimnya permintaan bibit sapi di pasar hewan yang ada di Beringkit dan Desa Bandem, Karangasem.

Kondisi penjualan bibit sapi akhir-akhir ini amat lesu. Jika biasanya jumlah sapi yang didatangkan dari Nusa Penida bisa sampai 5 truk perminggu, saat ini menurun hanya dua truk saja. Itu pun kebanyakan sapinya tak habis terjual. Ditemui di tempat pendaratan sapi di Desa Pesinggahan, Dawan, Rabu (28/6) Ketut Suberata (45) mengaku penjualan bibit sapi Nusa Penida mrngalami lesu mulai Desember 2016.

Baca juga:  Dugaan Asmara, Motif Penebasan Pedagang Buah

Lesunya permintaan membuat harga bibit sapi Nusa Penida menjadi merosot. Untuk bibit super yang harganya mencapai Rp 9 juta, kini paling mahal terjual Rp 8 juta. Begitu juga untuk bibit sapi biasa yang sebelumnya seharga Rp 6,5 jita menurun menjadi 5,3 juta. Akibat kesulitan mencari pembeli, tidak sedikit sapi yang  dilepas dengan harga sangat murah mencapai Rp 2,5 juta.

Rata-rata sapi yang dijual berumur sekitar enam bulan. Pengiriman bibit sapi dari Nusa Penida menuju Klungkung biasanya melalui Padangbai menggunakan Kapal Nusa Jaya Abadi. Perjalanan yang seharusnya ditempuh dalam waktu satu jam dapat memakan waktu hingga lima jam. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pengelola Pelabuhan Padangbai, Karangasem yang memprioritaskan kapal Lombok untuk berlabuh.

Baca juga:  Media Eropa Juluki Nusa Penida Bali, Permata Tersembunyi

Akibat terombang-ambing selama lima jam, tidak sedikit sapi yang mengalami kelelahan dan tidak mau makan. “Selama lebaran ini penyeberangan lancar karena tidak ada kapal dari Lombok,” sebutnya. Untuk pasokan bibit sapi di Nusa Penida menurut Suberata masih sangat memadai.

Mengingat kebanyakan masyarakat Nusa Penida lebih memilih untuk menjual bibit ketimbang melakukan penggemukan. Minimnya pakan alami sapi menjadi persoalan penggemukan sapi di Nusa Penida. Apalagi untuk menggemukan sapi hingga siap dijual diperlukan waktu hingga empat tahun. “Sapi di Nusa Penida kebanyakan diberikan pakan jadi dan poral. Rumput masih minim kebanyakan gamal,” bebernya. (dewa farendra/balipost)

Baca juga:  Nusa Penida Ramai Dikunjungi, Berkah Bagi Buruh Angkut dan Petani Garam
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *