DENPASAR, BALIPOST.com – Sehari sebelum perayaan Nyepi, seperti biasa dilaksanakan upacara Tawur Agung (upacara mecaru) sebagai bentuk penyucian alam semesta. Khusus di Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar memusatkan kegiatan ini di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung Senin (27/3) dipimpin enam pendeta (Sarwa Sadaka).

Pelaksanaan Tawur Agung terkait pelaksanaan hari raya Nyepi Caka 1939, dihadiri langsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra didamping Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara berserta jajarannya. Pelaksanaan upacara tawur agung tersebut diawali dengan penampilan tari rejang dewa, lanjut tari pendet oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kota Denpasar, tari baris gede dan tari telek.

Ditemui usai mengikuti persembahyangan tawur agung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kesucian nyepi. Mulai dari pelaksanaan pengerupukan terutama saat mengarak ogoh-ogoh. “Saya harapkan semua pihak turut menjaga kesucian nyepi sehingga pelaksanaan catur berata penyepian bisa dilaksanakan dengan baik. Jangan sampai saat mengarak ogoh-ogoh ada yang meminum-minuman keras,” ujarnya.

Baca juga:  Tawur Kesanga Dipusatkan di Catus Pata Singaraja
Kabag Kesra Setda Kota Denpasar Gusti Ngurah Mataram ditemui di sela-sela pelaksanaan tawur agung mengatakan Pemkot Denpasar tawur agung seperti ini dilaksanakan rutin sehari menjelang peringatan hari raya suci Nyepi. Pelaksanaan tawur agung ini dipuput oleh enam sulinggih yaitu Ida Pedanda Gede Telaga dari Griya Gede Telaga Sanur, Ida Pedanda Gede Jelantik Giri Puspa dari Griya Budha Santian Ubud, Ida Resi Bujangga Waisnawa Kertha Bhuana dari Griya Batur Giri Murti, Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa dari Griya Padukuhan Samiaga Penatih, Ida Sri Empu Dharma Sunu dari Geriya Sira Empu Pande, dan Ida Pandhita Empu Nabe Dhaksa Merta Yoga dari Griya Agung Beraban Denpasar. “Melalui pelaksanaan tawur agung kami mengharapkan masyarakat dan Kota Denpasar selalu damai termasuk dalam menyamput pelaksanaan catur brata penyepian,” ujarnya.

Sementara Ketua Panitia Penyelenggara Cok Wisnu Wardana menambahkan tawur agung merupakan upacara tawur tertinggi menginggat menggunakan sarana kerbau untuk tawur tersebut. Menurut urutan tawur, Cok Wisnu menambahkan urutan tertinggi dari tawur yaitu kerbau, kemudian angsa, itik blang kalung dan paling bawah ayam brumbun.

Adapun rangkaian Tawur Kesanga di Kota Denpasar adalah Upacara Melis, Mendak Tirta, Upacara Mepepada, dan Tawur Agung Kesanga. Rangkaian itu didahului dengan Mepepada yaitu peyucian pada binatang yang dipakai untuk Tawur yang dilaksanakan beberapa hari lalu bertempat di Lapangan Puputan Badung. Lebih lanjut Cok Wisnu menambahkan pelaksanaan upacara Mepepada untuk mempersembahkan hewan kurban diantaranya Kerbau, sapi, kambing, penyu, kucit, anjing, bebek angsa, ayam panca warna, bebek belangkalung, dan bebek bulu sikep dan berbagai jenis hewan lainnya.

Melalui tawur agung ini diharapkan dapat menyomoia semua hal-hal negatif yang ada di alam semesta ini. Usai pelaksanaan tawur agung dilanjutkan dengan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di seputaran lapangan puputan ini. “Kita harapkan melalui rangkaian kegaiatan upacara ini diharapkan pelaksanaan nyepi lancar sesuai dengan brata penyepian,” ujarnya.

Kedepannya masyarakat diharapkan lebih bisa mengintropeksi diri untuk mewujudkan Bali yang aman khususnya di Kota Denpasar. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *