
DENPASAR, BALIPOST.com – Pascabanjir besar yang terjadi 10 September lalu, Pemkot Denpasar menggelar upacara Macaru Wraspati Kalpa Agung Yamaraja Panca Kelud di Tukad Badung. Ritual dipusatkan di pelataran Pasar Badung, Kamis (30/10). Namun mengingat kondisi sungai tidak terlalu dalam maka mapakelem dilakukan di estuari dam.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, upacara ini merupakan simbol guru piduka (memohon maaf) karena faktor alam. Pihaknya pun berharap, tak ada lagi bencana yang terjadi di Denpasar.
Selain upaya niskala, pemkot juga melakukan normalisasi sungai. Tahun 2026 juga telah disiapkan program penataan sungai di sepanjang Tukad Badung, penertiban, dan pembangunan sistem early warning ketika ada bahaya mengancam.
Sistem dan upaya yang dibangun diharapkan dapat didukung oleh masyarakat dengan kesadaran masyarakat menjaga sungai.
Selain upacara di Tukad Badung, upacara juga digelar di Pura Taman Beji di Tukad Badung. Upacara dilakukan sebagai tanda selesainya perbaikan pura. Namun, hujan yang terjadi Rabu (29/10), kembali membuat pura tersebut terendam.
“Ke depannya beji ini menjadi evaluasi kami apakah akan tetap di sana atau dinaikkan karena lokasi beji ada di tengah aliran sungai sehingga ngempel (membendung air),” ujarnya.
Terkait upacara yang digelar, Pengayah Pura Taman Beji, Jero Mangku Ni Nyoman Putriani mengatakan, dilaksanakan upacara caru rsi gana menggunakan anjing belang bungkem. Prosesi dilanjutkan dengan melaspas hingga nuntun ke palinggih yang baru. (Citta Maya/balipost)










