Seorang siswa berjalan di pinggir Jalan Surapati, Denpasar yang sedang proses perbaikan drainase. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Normalisasi di Denpasar digencarkan pascabanjir yang sempat melanda 10 September lalu. Bahkan di 2026, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar akan fokus pada normalisasi aliran sungai dan penataan wajah kota pascabanjir bandang 10 September 2025.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, Kamis (30/10) mengatakan, pihaknya akan menuntaskan perbaikan drainase dan trotoar pada 2026. Bahkan untuk mengejar pembangunan infrastruktur di tengah pemotongan dana transfer daerah ke pusat (TKD), pembangunan sport center pun digeser.

Baca juga:  Sejumlah Warga di Dua Kelurahan di Jembrana Digigit Aniing Liar

“Sekarang harusnya tahun 2026 membangun sport center tapi kami geser ke tahun 2027. Tahun 2026 fokus normalisasi dan wajah kota karena banjir,” paparnya.

Jaya Negara menambahkan, seluruh pekerjaan drainase tidak hanya berfokus pada tampilan cantik di luar atau permukaan, tetapi mengutamakan fungsi utama yakni kelancaran aliran air dan pencegahan banjir.

Menurutnya, banyak pekerjaan drainase yang dilakukan dengan pola kerja kurang tepat. Dan hal ini berpotensi menghambat efektivitas pengendalian banjir.

Baca juga:  Libur Lebaran Antiribet dengan BRImo, Semua Tagihan Bisa Dibayarkan Secara Digital

Jaya Negara menyoroti bahwa dalam beberapa kasus, pekerjaan dilakukan dengan cara menutup saluran terlebih dahulu tanpa memastikan bagian bawahnya benar-benar dibersihkan atau dinormalisasi. “Catatan kami, banyak drainase yang dikerjakan dipasang dulu, padahal di bawahnya tidak digelontor. Itu terjadi di beberapa titik,” papar Jaya Negara.

Pihaknya pun sudah menyampaikan ke Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU) jangan sampai hal seperti itu terjadi lagi. Jaya Negara menekankan jika prinsif utama dalam proyek drainase bukanlah penataan estetika, melainkan efektivitas fungsi hidrologi.

Baca juga:  Pelaku ''Skimming'' Asal Polandia Diringkus di Candidasa

Karena itu, sebelum saluran ditutup atau disemen, pekerjaan pengelontoran dan normalisasi aliran air harus menjadi prioritas utama karena saat ini dalam ruang drainase masih terdapat banyak kerikil namun sudah ditutup paving. (Widiastuti/bisnibali)

BAGIKAN