DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah pengangguran yang tinggi dan sebagian besar diisi mereka yang berlatar belakang pendidikan sarjana menjadi PR bagi pengelola perguruan tinggi (PT) saat ini. Menciptakan sarjana plus menjadi harapan ke depan agar lulusan yang diciptakan semakin berkualitas.

Salah seorang pengelola perguruan tinggi swasta di Denpasar yang juga Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri, Oka Wisnumurti mengungkapkan tantangan perguruan tinggi dewasa ini semakin berat. Agar tidak disebut sebagai mesin pencetak pengangguran seperti yang sempat diwacanakan akhir-akhir ini, PT harus bisa menciptakan link and match.

Baca juga:  Kampus dan Mahasiswa Kreatif - Inovatif
Pengaitan dan penyocokkan ini harus dilakukan antara dunia pendidikan, dunia kerja, dan dunia industri. Selain itu, lanjut Wisnumurti, tantangan PT akan semakin berat karena dituntut mampu memberikan bekal kepada mahasiswanya dalam rangka meningkatkan jiwa dan keterampilan kewirausahaan.

Sebelumnya, data menunjukkan angka pengangguran di Bali sampai bulan Agustus 2016 didominasi lulusan perguruan tinggi. Lulusan diploma sebanyak 206.389 orang dan lulusan perguruan tinggi (PT) sebanyak 202.205 orang.

Hal ini diakibatkan kompetensi mereka yang tidak sesuai dengan pasar kerja. Ini yang seringkali disebut fenomena pengangguran terdidik. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *