Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengakui jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali saat ini mengalami penurunan dibandingkan periode September–Oktober 2025.

“Sekarang memang agak turun dibanding September–Oktober. Kalau sebelumnya bisa 20 ribu per hari, sekarang sekitar 12 ribu sampai 14 ribu” ujar Koster, Sabtu (20/12).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa penurunan tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kesiapan pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Bali.

Koster menilai langkah-langkah pengamanan yang disampaikan Kapolda Bali sudah sangat matang dan terukur.

Baca juga:  Gubernur BI Ingatkan Bali, Wujudkan Pariwisata Berkualitas dengan Ketahanan Pangan

Koster juga mengingatkan bahwa secara historis, jumlah wisatawan biasanya kembali meningkat pada minggu ketiga Desember, khususnya menjelang Natal hingga puncak libur Tahun Baru.

“Biasanya mulai naik di minggu ketiga Desember, dari Natal sampai akhir tahun dan tahun baru,” ungkapnya.

Koster berharap perayaan tahun baru dilakukan dengan sederhana, tertib, dan saling menjaga. “Prinsipnya keamanan dan kenyamanan menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk menjaga keamanan dan kenyamanan Bali sebagai destinasi wisata dunia. bersama,” pungkasnya.

Sebelumnya, driver pariwisata juga mengeluhkan sepinya kunjungan di akhir tahun ini. “Info dari teman-teman driver sementara ini memang agak sepi. Mudah-mudahan akhir bulan ini ramai,” ungkap Ketua Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali (FPDPB), Made Darmayasa, saat dikonfirmasi, Sabtu (20/12).

Baca juga:  Safeguarding Environment from Garbage and Air Pollution

Darmayasa mengungkapkan kondisi penurunan wisatawan dirasakan sejak pertengahan Oktober. “Penurunan, kalau saya perkirakan di angka kurang lebih 40 persen untuk saat ini,” ujarnya.

Terkait penerbangan lebih banyak menuju Thailand, ia menilai hal itu mungkin disebabkan karena Thailand memberikan pelayanan lebih ke wisatawan mancanegara (wisman). Mulai dari harga yang murah dan lainnya.

Darmayasa juga menduga kemungkinan penyebab menurunnya kunjungan wisman ke Bali akhir-akhir ini disebabkan beberapa faktor. Yakni, dampak ekonomi global yang menurunkan daya beli masyarakat, menjamurnya akomodasi liar atau bodong yang mengacaukan pasar hotel resmi, isu seperti sampah, macet, dan tata kelola transportasi yang semrawut serta permasalahan lingkungan dan budaya akibat pariwisata berlebihan (overtourism) yang mulai memicu perhatian negatif.

Baca juga:  Jalan Panjang Legalisasi Arak Bali

“Faktor seperti isu bencana alam juga sempat berpengaruh, meski pun dianggap bukan penyebab utama dibanding masalah ekonomi global,” tandasnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN