
DENPASAR, BALIPOST.com – Kunjungan wisatawan ke Bali mengalami penurunan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang dimulai Senin (22/12). Bahkan, beredar di media sosial perbandingan jumlah penerbangan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sepi dibandingkan penerbangan menuju Chiang Mai, Thailand yang lebih ramai.
Kondisi ini pun dikeluhkan para driver pariwisata. “Info dari teman-teman driver sementara ini memang agak sepi. Mudah-mudahan akhir bulan ini ramai,” ungkap Ketua Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali (FPDPB), Made Darmayasa, saat dikonfirmasi, Sabtu (20/12).
Darmayasa mengungkapkan kondisi penurunan wisatawan dirasakan sejak pertengahan Oktober. “Penurunan, kalau saya perkirakan di angka kurang lebih 40 persen untuk saat ini,” ujarnya.
Terkait penerbangan lebih banyak menuju Thailand, ia menilai hal itu mungkin disebabkan karena Thailand memberikan pelayanan lebih ke wisatawan mancanegara (wisman). Mulai dari harga yang murah dan lainnya.
Darmayasa juga menduga kemungkinan penyebab menurunnya kunjungan wisman ke Bali akhir-akhir ini disebabkan beberapa faktor. Yakni, dampak ekonomi global yang menurunkan daya beli masyarakat, menjamurnya akomodasi liar atau bodong yang mengacaukan pasar hotel resmi, isu seperti sampah, macet, dan tata kelola transportasi yang semrawut serta permasalahan lingkungan dan budaya akibat pariwisata berlebihan (overtourism) yang mulai memicu perhatian negatif.
“Faktor seperti isu bencana alam juga sempat berpengaruh, meski pun dianggap bukan penyebab utama dibanding masalah ekonomi global,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengungkapkan saat ini turis justru sudah mulai masuk ke Bali. “Bali hari ini (Sabtu,red) sudah mulai bangkit ya untuk Christmas-nya sampai tanggal 27. Untuk periode Christmas-nya sudah meningkat tingkat huniannya. New Year-nya mulai tanggal 27 sampai tanggal 5 (Januari 2026,red) juga cukup signifikan peningkatan daripada okupansi hotel dan booking-nya,” ungkap Rai, Sabtu (20/12).
Rai menjelaskan karakter turis sekarang banyak yang mengonfirmasi secara last minute melalui online travel agent (OTA) dan mereka sudah membooking akomodasi hotel atau villa melalui online. Dikatakan, saat ini hampir 70 persen bisnis pariwisata menggunakan OTA.
“Kenapa juga last minute? Karena kedua situasi dan kondisi. Karena kan banyak juga berita-berita yang kurang baik bagi Bali itu sendiri. Ya terutama isu lingkungan termasuk sampah dan kedua adalah kemacetan dan infrastruktur itu yang terjadi,” terangnya. (Ketut Winata/balipost)










