Demokrat Buleleng Bidik Gen Z. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Partai Demokrat Buleleng masih menghadapi tantangan serius berupa minimnya kaderisasi di internal partai. Untuk menjawab persoalan tersebut, Demokrat mulai menyasar pemilih muda, khususnya generasi Z, yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen dari total pemilih di Buleleng.

Ketua DPC Partai Demokrat Buleleng, Luh Gede Herryani, disela kegiatan Pendidikan Politik di Lovina, Minggu (7/12), mengatakan bahwa generasi muda merupakan kekuatan politik strategis yang tak bisa diabaikan lagi.

Menurutnya, suara Gen Z ini sangat potensial, baik untuk pemilu legislatif maupun pilkada ke depan.

Baca juga:  7 Tips Fashion Pakaian Kerja Modern ala Generasi Z

“Partai Demokrat sejak awal memang identik dengan partainya anak muda. Ketum kami juga masih muda, jadi sasaran kaderisasi kami jelas mengarah ke generasi ini,” ujarnya.

Pada Pemilu Legislatif 2024 lalu, Demokrat Buleleng hanya mampu mengamankan tiga kursi di DPRD Buleleng. Kondisi ini mendorong evaluasi internal dan perubahan strategi perekrutan kader. Maka dari itu, pendekatan terhadap Gen Z tidak bisa dilakukan dengan pola lama. Harus ada inovasi – inovari baru yang harus dilakukan.

Baca juga:  14 Ekor Sapi Milik Pengungsi di Penitipan Terjual

“Kami tidak bisa kaku dalam menyasar Gen Z. Mereka butuh ruang kreatif, dialog yang setara, dan wadah nyata untuk berproses. Pendidikan politik menjadi salah satu cara kami membuka pintu bagi mereka,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan yang hadir dalam kegiatan tersebut mengingatkan agar partai politik tidak sekadar aktif menjelang pemilu. Menurutnya, kaderisasi harus dilakukan sejak dini agar tidak terjadi kekosongan calon legislatif, terutama perempuan.

Baca juga:  Upacara Malelet Almarhum Ibunda Sekda Denpasar

“Partai politik harus mulai mempersiapkan kadernya sejak sekarang, bukan mendadak menjelang pendaftaran caleg. Pendidikan politik dan penguatan kapasitas kader itu wajib,” ujarnya.

Lidartawan menegaskan, kualitas wakil rakyat ditentukan dari proses kaderisasi partai. Ia menambahkan , jangan sampai setelah duduk di DPR baru belajar tugas pokok dan fungsi.

“Partai harus sering melakukan pertemuan, memberikan materi ketatanegaraan, serta wawasan kebangsaan kepada calon-calon legislatif,” jelasnya. (Yudha/balipost)

 

BAGIKAN