Desa Adat Sangeh dan pengelola objek wisata mengelar pecaruan di areal bencana pohon tumbang yang menewaskan satu staf setempat. (BP/istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, menggelar upacara macaru Kadurmangalan di pelataran Pura Bukit Sari, pada Jumat (5/12). Upacara ini menjadi tahap pembersihan awal setelah peristiwa pohon tumbang yang menelan satu korban jiwa dan merusak sejumlah palinggih yang ada di kawasan Sangeh.

Bendahara Desa Adat Sangeh, Jro Mangku Made Mantra menjelaskan upacara ini merupakan pembersihan pertama sebelum rangkaian upacara lanjutan. “Hari ini kita melakukan upacara macaru dengan prasarana ayam brumbun saja sebagai pembersihan di tempat kejadian dimana sampai menelan korban jiwa supaya kita bisa melanjutkan upacara selanjutnya yang akan dilakukan ketika areal bersih,” ungkapnya.

Baca juga:  Hujan Lebat, Pura Beji Tukad Singa Tertimbun Longsor

Pacaruan dipuput oleh jro mangku setempat. Ia menyebutkan hampir 80 persen bangunan terdampak, meski beberapa pelinggih utama seperti Meru, Padmasana, Gedong Pelik, Bale Pengiasan, dan Palinggih Pesimpangan masih selamat.

Menurutnya, bencana serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu mengingat kawasan tersebut berada di tengah hutan sehingga memiliki risiko tinggi.

“Kerusakan bagunan hampir 80 persen, syukur walau bencana  palinggih utama dalam hal ini palinggih meru, padmasana, gedong pelik bale pengiasan sama pelinggih pesimpangan selamat, selain itu hampir semuanya kena,” ujarnya.

Baca juga:  Dari Pemalak Bermodus Sumbangan Ogoh-ogoh hingga Pelajar Terlibat Curanmor

Ia mengakui baru saja melaksanakan pelaksanaan Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Mapadanan, dan Mapaselang Medasar Taur Balik Sumpah Utama yang berlangsung pada 5 November 2025. Namun dengan adanya musibah pohon tumbang, pihaknya akan melakukan rapat dan menanyakan kepada ratu pedanda (pendeta).

Sementara, Ketua Pengelola Objek Wisata Sangeh, Ida Bagus Gede Pujawan, menambahkan bahwa tahapan pembersihan mengikuti arahan desa adat. “Tahapan pertama seperti hari ini adalah pecaruan, artinya penetralisir secara niskala. Untuk langkah selanjutnya, kita akan fokus kepada pembersihan puing-puing bangunan-bangunan yang tertimpa kayu,” ujarnya.

Pujawan juga menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Badung atas respons cepat dan pendampingan teknis. Berdasarkan kalkulasi awal, terdapat sekitar 30 pohon tumbang, dengan 9 pohon berukuran besar.

Baca juga:  Mesin Bus Maskapai Lion Air Alami Percikan Api

Namun estimasi kerugian bangunan masih menunggu hasil pengukuran resmi dari PUPR. Terkait operasional wisata, pihaknya memutuskan menutup kawasan selama satu minggu. “Kira-kira kita akan buka untuk persiapan Nataru mulai tanggal 11 Desember ini. Mudah-mudahan tanggal ini sudah clear area, terutama di aksesibilitas,” jelasnya.

Sebagai langkah mitigasi, pengelola juga kembali menekankan aturan evakuasi wisatawan saat hujan lebat, mengingat karakteristik akar pohon pala yang tumbuh menyamping dan rentan roboh. (Parwata/balipost)

BAGIKAN