DPRD Gianyar memediasi pertemuan PUPR, kontraktor, pengawas, pemilik rumah dan Camat Tampaksiring beserta aparat desa, dan banjar setempat menyikapi insiden ambruknya angkul-angkul warga saat pengerjaan perbaikan jalan.(BP/istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Proyek perbaikan jalan di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, memicu insiden ambruknya angkul-angkul (pintu gerbang khas Bali) milik seorang warga bernama I Wayan Sumerta. Insiden ini menimbulkan kerugian bagi pemilik rumah, yang kemudian meminta adanya ganti rugi dari pihak pelaksana proyek.

Menyikapi informasi tersebut Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Gianyar, Dewa Gede Agung Pastika, Rabu (5/11) telah memediasi pertemuan pihak PUPR, kontraktor, pengawas, pemilik rumah dan Camat Tampaksiring beserta aparat desa, dan banjar setempat.

Baca juga:  Tanggul Tukad Unda Jebol, Rumah Belasan KK Terancam Banjir Lumpur

Dari pertemuan tersebut, Dewan mengimbau kepada rekanan kontraktor agar dalam proses pengerjaan berhati-hati dan memperhatikan tingkat kelabilan tanah saat proses pengerukan ditambah musim hujan telah tiba. Ini untuk mengurangi kejadian serupa maupun resiko yang berdampak merugikan warga.

Dewa Agung Pastika meminta pihak kontraktor agar segera memperbaiki senderan beserta angkul-angkul warga yang rusak. “Kami meminta sinergitas masyarakat untuk ikut mengawasi pengerjaan proyek jalan ini agar berjalan sesuai harapan kita bersama,” tegasnya.

Baca juga:  Siap-siap Diviralkan, Perbankan dan Hotel yang Belum Implementasi Pergub 79 dan 80

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Gianyar, Made Gde Astawiguna mengatakan insiden ambruknya angkul-angkul warga tersebut terjadi Selasa (4/11) ketika alat berat sedang melakukan pengerukan drainase di lokasi proyek. Diduga, pondasi angkul-angkul ikut terseret saat proses pengerukan, sehingga menyebabkan bangunan gerbang itu roboh.

Astawiguna menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan peninjauan ke lokasi dan mengidentifikasi sejumlah faktor penyebab. “Konstruksi angkul-angkul tidak memiliki pondasi yang memadai, selain itu, faktor cuaca hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan persiapan pengecoran yang sudah terpasang bakesting tidak dapat dilaksanakan,” ujarnya.

Baca juga:  Kereta Cepat Jakarta-Bandung Direncanakan hingga Surabaya

Astawiguna menambahkan, kondisi kontur lapangan yang menurun cukup tajam serta keterlambatan pemasangan pengaman tanah di area lebih tinggi dari badan jalan juga memperburuk situasi. Meski demikian, pihaknya memastikan akan melakukan pembenahan terhadap kerusakan tersebut.

“Kami akan bangun dulu struktur pengaman tanahnya, baru kemudian mengembalikan kondisi angkul-angkul warga seperti semula,” jelasnya.(Wirnaya/balipost)

BAGIKAN