
SURABAYA, BALIPOST.com – Kota Surabaya telah mengaplikasikan teknologi pengolahan sampah menjadi sumber energi berkelanjutan. Dari total sekitar 1.800 ton timbulan sampah per hari yang dihasilkan kota berpenduduk 3,1 juta jiwa ini, sekitar 1.500 ton diolah menjadi energi listrik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo.
Dengan teknologi gasifikasi dan fermentasi gas, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surabaya mampu memproduksi hingga 11 Mega Watt (MW) listrik setiap hari.
Kasubag Protokol Prokopim Pemkot Surabaya, Jeffry, menjelaskan pengelolaan sampah menjadi listrik telah berjalan sejak 2021 dan menjadi salah satu proyek unggulan Pemkot Surabaya dalam mewujudkan kota berkelanjutan.
“Listrik yang dihasilkan dijual ke PLN, dan hasil penjualannya masuk ke kas daerah. Dana ini digunakan untuk membiayai berbagai program Pemkot, termasuk pendidikan,” terang Jeffry saat menerima kunjungan Pemerintah Kota Denpasar dan wartawan Denpasar di Surabaya, Kamis (30/10).
Selain mengolah sampah menjadi listrik, Pemkot Surabaya juga menerapkan sistem pemilahan ketat. Sampah organik dikirim ke rumah kompos, sementara sampah anorganik disalurkan ke 660 bank sampah yang tersebar di seluruh kota.
Ada sekitar 191 Tempat Penampungan Sementara (TPS), 12 TPS3R, 27 rumah kompos, dan 497 komposter di jalur hijau dan taman.
Selain itu, program Kampung Pancasila turut menjadi ujung tombak gerakan pemilahan sampah berbasis warga. Setiap kampung memiliki satgas lingkungan yang berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan mengelola sampah.
“Sampah yang sudah dipilah kemudian diolah menjadi pupuk untuk taman-taman kota,” paparnya.
Sementara itu, Kabag Prokopim Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana menyampaikan bahwa keberhasilan Surabaya menjadi inspirasi bagi Bali yang tengah menyiapkan pembangunan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Pengelolaan sampah di Surabaya sangat komprehensif dan bisa menjadi referensi bagi pengembangan PSEL di Denpasar dan daerah lain di Bali,” ujarnya.
Dengan kemampuan menghasilkan 11 MW listrik per hari dari tumpukan sampah, Surabaya kini tak hanya dikenal sebagai kota bersih dan hijau, tetapi juga sebagai pelopor energi terbarukan berbasis sampah di Indonesia. (Eka Adhiyasa/balipost)










