
DENPASAR, BALIPOST.com – Seat load factor (SLF) atau tingkat keterisian bus Trans Metro Dewata (TMD) masih rendah. Dengan mempertimbangkan efektivitas anggaran, maka Pemkot Denpasar mengevaluasi keikutsertaan pada transportasi dengan lintasan Sarbagita itu.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Denpasar I Ketut Sriawan, Jumat (24/10), secara prinsip keikutsertaan Pemkot dalam pengoperasian TMD perlu dievaluasi karena terkesan pemborosan.
“Load factor engga naik-naik, artinya masih kecil, beda dengan Jakarta, load factor sampai dengan 200 persen, sehingga ketika disubsidi, ada yang diangkut kan nyambung, sedangkan kalau disubsidi tapi tidak ada yang diangkut kan mubazir,” ujarnya.
Tahun depan, peran serta Pemkot Denpasar dalam pengoperasian bus TMD akan dievaluasi. Karena dikatakan Pemkot juga ingin concern terhadap penataan transportasi di Kota Denpasar.
Untuk meningkatkan load factor menurutnya perlu dibarengi dengan adanya feeder. “Koridor utama lerlu disambut dengan trayek- trayek feeder pengumpan agar orang yang menuju ke transportasi utama tidak perlu memakai kendaran pribadi lagi,” ujarnya.
Diharapkan dengan adanya feeder dapat meningkatkan load factor karena terkoneksi antartrayek. Selain itu, langkah TMD perlu diikuti kebijakan-kebijakan yang bersentuhan langsung pada calon penumpang. “Misalnya membuat regulasi agar anak- anak sekolah SMA harus naik angkutan umum, ditambah lintasan TMD dan feedernya melewati sekolah-sekolah yang ada,” jelasnya.
Berdasarkan data per Agustus 2025, pengguna transportasi umum bus Trans Metro Dewata (TMD) rata- rata mencapai 4.797. Sementara pada Juli 2025 rata- rata penumpang seluruh koridor per bulan mencapai 4.734.
Jumlah penumpang yang diangkut hingga 25 Agustus sebanyak 119.932. Koridor terbanyak yang dilalui penumpang adalah koridor 1 dengan total sebanyak 28.943, koridor 2 sebanyak 26.011, koridor 3 sebanyak 12.295, koridor 4 sebanyak 19.281, koridor 5 sebanyak 24.212 dan koridor 6 sebanyak 9.190.
Sementara data Juli 2025 total penumpang mencapai 146.754. Koridor terbanyak yang digunakan penumpang yaitu koridor 1 sebanyak 35.340, koridor 2 sebanyak 29.971, koridor 3 sebanyak 17.336, koridor 4 sebanyak 24.123, koridor 5 sebanyak 28.5390, dan koridor 6 sebanyak 11.454.
Sedangkan target pendapatan dari operasional TMD tahun ini sejak mulai beroperasi kembali tahun lalu Rp3,2 Miliar. Dengan tarif umum Rp4.400 dan tarif pelajar/mahasiswa S1/lansia/disabilitas Rp2.000, maka target penumpang yang dapat diangkut tahun ini sebanyak 1.200.000.(Cita Maya/balipost)










