
TABANAN, BALIPOST.com – Ancaman serangan hama tikus kembali menghantui petani di Kabupaten Tabanan. Hingga pertengahan Oktober ini, luas serangan terjadi di 222 hektar lahan pertanian di tujuh kecamatan, mencakup tanaman padi dan jagung. Meski telah berdampak pada penurunan kualitas hasil tanam, namun tidak sampai mengakibatkan gagal panen.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Purnayasa, menyebutkan, serangan mulai terpantau sejak awal Oktober dan cenderung merata di beberapa wilayah pertanian. Kendati serangan cukup banyak, namun produksi padi dan jagung masih dapat diselamatkan, asalkan pengendalian dilakukan segera dan serentak oleh petani bersama penyuluh di lapangan.
Dari data dinas pertanian untuk serangan paling luas terjadi di Kecamatan Baturiti dengan 82 hektar sawah terdampak, disusul Marga 30 hektar, Kerambitan 20 hektar, Selemadeg 15 hektar, Tabanan 15 hektar, dan Pupuan 10 hektar. Sementara di Kecamatan Selemadeg Timur, tikus juga menyerang 50 hektar tanaman jagung.
“Kategorinya masih tergolong ringan, namun cukup mengganggu produktivitas. Beberapa petani melaporkan kerusakan pada anakan padi dan batang muda,” ujarnya, Selasa (21/10).
Menurutnya, cuaca tak menentu menjadi salah satu pemicu munculnya populasi tikus di areal persawahan. Pergantian dari musim kemarau menuju musim hujan menciptakan kondisi lembap dengan ketersediaan pakan yang melimpah.
“Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Saat kondisi sawah lembap dan rerumputan tumbuh subur, tikus lebih mudah bersarang dan berkembang biak,” jelasnya.
Untuk menekan penyebaran hama, Dinas Pertanian Tabanan segera mengajukan bantuan racun tikus ke Balai Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali (BPTPHPPB). Upaya ini dilakukan agar petani mendapat dukungan dalam pengendalian langsung di lapangan. “Kami terus berkoordinasi dengan petugas lapangan agar penanganan di setiap wilayah lebih cepat dan efektif,” imbuh Purnayasa.
Selain bantuan pestisida, pihaknya juga mengimbau petani agar rutin melakukan sanitasi lahan. Areal sawah, pematang, dan saluran irigasi diminta untuk dibersihkan dari rumput rimbun yang berpotensi menjadi sarang tikus. “Kuncinya adalah kebersihan lingkungan. Bila sawah dan saluran bersih, tikus akan kesulitan mencari tempat bersembunyi,” tegasnya.
Selain serangan tikus, tanaman padi di Kecamatan Pupuan juga terdeteksi terserang penyakit blast, meski dalam intensitas rendah. Dinas Pertanian kini terus memantau perkembangan hama dan penyakit tanaman tersebut guna mencegah dampak lebih luas pada masa tanam berikutnya.(Puspawati/balipost)