Layanan posyandu yang berada di Kelurahan Ubung. Petugas kesehatan memberikan suntikan imunisasi kepada salah satu bayi. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan Denpasar membangun Layanan Data Terintegrasi dan Terpadu Ibu dan Bayi Denpasar (Lagu Bunda). Inovasi ini diluncurkan dalam rangka memperkuat data sehingga dapat mempercepat layanan ibu dan anak.

Kepala Dinas Kesehatan Denpasar dr. AA. Ayu Agung Candrawati, M.Kes., Sabtu (18/10) mengatakan, tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kota Denpasar menjadi tantangan serius bagi pencapaian target pembangunan kesehatan. Kondisi ini juga menghambat terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas.

Angka kematian bayi (AKB) tahun 2024 di Denpasar mencapai 10,56 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Sedangkan angka kematian ibu (AKI) mencapai 123,3 per 1.000 KH. Sementara target penurunan AKB 1,3 per 1.000 KH dan target AKI  56 per 1.000 KH.

Baca juga:  Pemerintah Bentuk Satgas Perlindungan Data

Masih tingginya AKI dan AKB di Denpasar, menurut Candrawati, penyebab utama kondisi ini adalah keterlambatan deteksi risiko dan lemahnya koordinasi antarlayanan kesehatan, terutama bagi warga yang berpindah domisili atau belum tercatat secara akurat dalam sistem data kesehatan.

Mengingat, berdasarkan data 2024, 77 persen penyumbang AKB adalah dari penduduk pendatang (duktang), begitu juga penyumbang AKI, 70 persennya dari duktang.

Sementara, AKI dan AKB menjadi salah satu indikator derajat kesehatan suatu daerah. Maka dari itu, untuk menurunkan AKB dan AKI mencapai target yakni dengan penguatan data.

Melalui integrasi data domisili, setiap ibu hamil, ibu nifas, dan bayi dapat dimonitor secara real time lintas fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas, rumah sakit, hingga bidan mandiri.

Baca juga:  Harga Daging Babi Naik, Pemotongan di RPH Turun

Rencana ini juga selaras dengan program prioritas pemerintah untuk menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan menghadirkan sistem data kesehatan terpadu yang menghubungkan database kependudukan (Disdukcapil) dengan pencatatan kesehatan.

Integrasi ini memudahkan identifikasi, pemantauan, dan intervensi cepat terhadap kasus berisiko tinggi, serta menghadirkan early warning system melalui dashboard terpadu. Dengan pendekatan ini, kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Disdukcapil, fasilitas kesehatan, dan kader kesehatan menjadi lebih cepat, akurat, dan inklusif.

Integrasi data akan diwujudkan dengan pengembangan aplikasi Sistem Informasi Ramah Ibu dan Anak (SIRIA) yang ditujukan untuk mengelola data kesehatan ibu dan bayi secara cepat dan akurat.

Baca juga:  Tambah Signifikan, Enam Wilayah Melaporkan Korban Jiwa COVID-19

Secara teknis, sistem pengelolaan data digital ini berupa penerapan proses bisnis digital, yang menggunakan data terintegrasi dan terpadu berbasis domisili.

Keberhasilan implementasi inovasi Lagu Bunda menurutnya tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga komitmen, kolaborasi, dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan  mulai dari pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, hingga masyarakat.

Dengan sinergi yang kuat, Denpasar dapat menjadi contoh daerah yang berhasil menekan angka kematian ibu dan bayi melalui pendekatan berbasis data dan inovasi layanan publik.

Ia berharap inovasi ini dapat menjadi pijakan awal dalam memperkuat sistem kesehatan ibu dan anak, tidak hanya di Denpasar, tetapi juga dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN