Kerabat melihat data korban bangunan mushalla ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (4/10/2025). (BP/Antara)

SURABAYA, BALIPOST.com – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi 53 jenazah korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo pada Minggu (12/10).

Menurut Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di RS Bhayangkara Surabaya, dikutip dari Kantor Berita Antara, terbaru pihaknya berhasil mengidentifikasi 2 jenazah sehingga jumlah total yang telah teridentifikasi mencapai 53 orang dari 67 kantong jenazah.

“Yang terdiri dari dua jenazah, dua kantong jenazah cocok atau match dengan dua nomor antemortem,” katanya.

Baca juga:  Kasus Harun Masiku, Hasto Kristiyanto Ditetapkan Tersangka

Jenazah yang pertama yaitu kantong jenazah dengan nomor postmortem RSB B025 teridentifikasi melalui DNA dan medis cocok dengan nomor antemortem 003 sebagai Ahmad Haikal Fadil Al Fatih, laki-laki 12 tahun dengan alamat Dusun Timur Leke Sendang Darjah Labang Bangkalan.

Yang kedua, kantong jenazah dengan nomor PM atau postmortem RSB B047 teridentifikasi melalui DNA, medis dan properti barang kepemilikan cocok dengan nomor antemortem 059 sebagai Syamsul Arifin, laki-laki 18 tahun dengan alamat Dusun Badang, Telaga, Galis, Bangkalan, Jawa Timur.

Baca juga:  Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Buka Porwanas XIV, Dimeriahkan Tarian Kolosal Geopark Meratus

Perwira polisi dengan tiga melati emas di pundak itu, mengemukakan sampai saat ini masih ada 11 kantong jenazah yang belum teridentifikasi.

“Dari 11 kantong jenazah ada body part di dalamnya, cuma jumlahnya berapa kita belum tahu pasti. Kita nunggu hasil DNA,” kata Khusnan.

Sementara itu, tim forensik juga menyampaikan kendala dalam proses identifikasi lanjutan. Pada 11 kantong jenazah tersebut ada beberapa sama body part yang tidak utuh atau lengkap dan tanpa tanda khusus.

Baca juga:  Ngamuk, WN Inggris Bugil Diamankan

Sehingga tim DVI Polda Jatim hanya bisa bergantung pada DNA.

“Dari 11 kantong jenazah ini masih proses identifikasi di Jakarta. Harapan kami tidak lama lagi bisa keluar hasilnya. Memang karena faktor proses alamnya jadi membutuhkan waktu,” ujarnya.

Ia menambahkan proses identifikasi kali ini membutuhkan waktu lebih lama dibanding hari-hari pertama.

Khusnan berharap seluruh korban segera teridentifikasi agar keluarga dapat segera mengetahui identitas anggota keluarganya. (kmb/balipost)

BAGIKAN