
BANGLI, BALIPOST.com – Serangkaian karya Ngusaba Kapat di Pura Hulundanu Batur, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, krama adat setempat menggelar upacara malasti di kawasan Pengalangan, tepi Danau Batur, Jumat (3/10). Prosesi malasti dimulai dari Pura Hulundanu Batur dengan membawa simbol-simbol sakral menuju Danau Batur, yang dianggap sebagai stana suci Dewi Danu.
Ribuan umat berjalan beriringan dalam barisan penuh khidmat, diiringi gamelan baleganjur, kidung dan tarian sakral. Setibanya di tepi danau, dilangsungkan persembahyangan bersama dan prosesi penyucian dengan menggunakan air danau yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual tinggi. Selain itu, juga dilaksanakan upacara pakelem di tengah danau.
Ketua Panitia, I Jero Saba, Sabtu (4/10) mengatakan, upacara sakral ini dipuput sejumlah sulinggih, Jero Mangku, Jero Dasaran, Jero Balian, Kubayan, Jero Penyarikan, sesuai dresta yang ada di Desa Adat Songan. Ia menjelaskan upacara malasti dilaksanakan sebagai bentuk penyucian lahir dan batin, baik untuk umat manusia (bhuana alit) maupun alam semesta (bhuana agung).
Selain itu, malasti juga bertujuan untuk menyucikan segala sarana upacara seperti pralingga, pratima, dan rerajahan yang akan digunakan dalam puncak upacara Ngusaba Kapat. Dalam konteks lokal Desa Songan, malasti juga menjadi momentum penting untuk memohon kesucian kepada Ida Batari Danu agar senantiasa menganugerahkan air yang melimpah dan keseimbangan alam.
Lebih lanjut dikatakan, air suci tak hanya digunakan untuk menyucikan simbol-simbol suci, tetapi juga dipercikkan kepada umat sebagai lambang pembersihan dari segala kotoran rohani. Momen ini menjadi salah satu puncak spiritual, di mana umat menyatukan hati dan doa memohon keselamatan serta kelestarian alam dan air sebagai sumber kehidupan. (Pramana Wijaya/balipost)