Petugas mengangkut sampah di Tukad Badung pascabanjir bandang yang terjadi Rabu (10/9). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala BWS Bali–Penida, Gunawan Suntoro menyebutkan banjir yang terjadi pada 10 September 2025 tercatat pada tujuh DAS, dengan luapan terbesar di Tukad Badung, Tukad Mati, dan Tukad Ayung.

Genangan meluas di Kota Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung, dan Tabanan. Di Denpasar, air menutup ruas Jalan Hasanuddin, Gajah Mada, Taman Pancing Pemogan, Imam Bonjol, hingga Bypass Ngurah Rai.

Di Badung, kawasan Sunset Road, Nakula, Legian, hingga Canggu turut terendam, sementara di Gianyar banjir terjadi di Batuyang, Dewi Sri, Campuhan Ubud, dan Ketewel.

Klungkung dan Tabanan juga melaporkan kerusakan infrastruktur jalan akibat banjir.

Gunawan menjelaskan, puncak banjir terjadi pada 10 September 2025 pukul 05.00 WITA, ketika tinggi muka air di Tukad Badung mencapai tiga meter di atas tanggul.

Baca juga:  Berakhir, Tanggap Darurat Banjir di Banyuwangi

“Waduk Muara Nusa Dua sempat mencatat kenaikan muka air hingga 190 sentimeter sebelum berangsur surut pada siang hari. Debit banjir Tukad Badung tercatat mencapai 239,974 meter kubik per detik,” terangnya, Rabu (1/10).

Ia mengatakan pihaknya tengah mengukur ulang debit air Tukad Badung dan Tukad Mati untuk memastikan kapasitas sungai masih mampu menampung limpahan air.

BWS juga akan mengidentifikasi bangunan melintang di aliran sungai yang berpotensi menghambat aliran.

“Ke depan kajian sempadan sungai itu butuh waktu karena kami harus mengukur dan melihat history aliran sungai serta melibatkan banyak stakeholder,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Waria Rusak Mobil di Kuta hingga Empat Pendaki Tersesat di Gunung Agung

BWS juga memaparkan curah hujan ekstrem hingga 493 milimeter per hari selama 34 jam tanpa henti pada 10 September lalu salah satu penyebab debit air di beberapa sungai besar meningkat drastis, meluap, dan merendam ribuan rumah serta fasilitas publik.

Inventarisasi kerusakan mencatat jebolnya saluran irigasi di Padang Sigi, Gianyar, kerusakan tanggul beton di Tukad Unda, serta rusaknya longstorage di Waribang, Penet, Petanu, dan Yeh Empas.

Waduk Muara Nusa Dua mengalami sedimentasi berat, sementara sejumlah bangunan pengendali banjir di Tukad Badung, Tukad Mati, dan Tukad Ayung juga rusak.

Baca juga:  Kebijakan Pembukaan Pariwisata Tumpang Tindih, Forum Bali Bangkit Ngaku Jadi Korban

Sebagai langkah jangka panjang, BWS menyiapkan rencana normalisasi alur sungai dan drainase, pembangunan longstorage di Tukad Badung Hulu dan Tukad Mati, serta retarding basin di Tukad Mati untuk menampung debit banjir berlebih sekaligus menjaga ketersediaan air tanah.

Pembangunan sodetan sungai juga dipertimbangkan untuk mengalihkan debit ke sungai lain yang kapasitasnya masih mencukupi.

Selain itu, penghapusan saluran irigasi lama yang sudah tidak berfungsi akan dilakukan karena kerap berperan sebagai hambatan drainase di kawasan permukiman. Kajian teknis rencana ini akan dimulai pada 2026. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN