Ida Ayu Sri Wijayanti berhasil mempertahankan disertasinya dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud), di Gedung Program Pascasarjana Unud, Rabu (24/9). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ida Ayu Sri Wijayanti berhasil mempertahankan disertasinya dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud), di Gedung Program Pascasarjana Unud, Rabu (24/9).

Bahkan, staf dosen pada Departemen Neurologi FK Unud/RSUP Prof. Ngoerah ini lulus dengan Predikat Sangat Memuaskan. Dengan demikian, istri dari Ar. Ida Bagus Gede Sasra Bhanutama, ST.,IAI. ini kini bergelar Doktor Ilmu Kedokteran Biomedik, dan menjadi Doktor ke-473 di lingkungan FK Unud.

Putri pertama dari pasangan Prof. Dr. Ida Bagus Gede Udiyana, SE.,M.Si.,Ak., dan Prof. Dr. A.A. Raka Sudewi, Sps.(K)., ini mulai menempuh pendidikan Doktor dari tahun ajaran 2022/2023. Studi dilakoni dengan sabar dan tabah, penuh disiplin dan rasa tanggung jawab, serta fokus, sehingga studinya berjalan lancar dan bisa diselesaikan selama 3 tahun.

Baca juga:  Kawal Kesehatan dan Ekonomi secara Beriringan

Dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor ini, Dr. dr. Ida Ayu Sri Wijayanti,M.Biomed, Sp.N(K). mengangkat disertasi berjudul “Pengaruh Pemberian Adipose Derived Mesenchymal Stem Cell Terhadap Kadar Glial Fibrillary Acidic Protein, Tumor Necrosis Factor Alpha, Ekspresi Glial-Derived Neurotrophic Factor dan Perilaku Nyeri Neuropatik pada Tikus dengan Cedera Saraf Ischiadicus”.

Dijelaskan bahwa nyeri neuropatik sebagai akibat kerusakan pada sistem saraf dapat menimbulkan kondisi yang persisten dan intraktabel. Namun, strategi penatalaksanaan sampai saat ini terbatas dan belum memberikan hasil yang memuaskan. Terapi sel menjadi pendekatan inovatif di bidang regenerasi neuronal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh Adipose-Derived Mesenchymal Stem Cells (ADMSCs) terhadap mekanisme modulasi neuroinflamasi melalui aktivasi mikroglia dan astrosit setelah terjadinya kerusakan sistem somatosensorik dan evaluasi terhadap kejadian nyeri neuropatik pada model hewan coba dengan menggunakan tikus yang mengalami cedera saraf Ischiadicus.

Baca juga:  Peringati Hari Sumpah Pemuda, Bupati Suwirta Minta Jadikan Momentum Perbaiki Karakter

Dari hasil penelitiannya ini, disimpulkan bahwa pemberian ADMSCs terbukti efektif dalam menurunkan kadar GFAP dan TNF-a, serta meningkatkan ekspresi GDNF dan berkontribusi pada perbaikan perilaku nyeri neuropatik, yaitu alodinia mekanik dan hiperalgesia panas. Temuan ini menunjukkan potensi ADMSCs sebagai salah satu terapi inovatif untuk nyeri neuropatik akibat cedera saraf Ischiadicus.

Novelty dari penelitainnya ini, yaitu nyeri neuropatik tidak hanya kerusakan neuron somatosensorik, namun terdapat peranan aktivasi sel glia di SSP. ADMSCs dapat memodulasi nyeri neuropatik melalui penekanan aktivasi astrosit (GFAP), proses inflamasi (TNF-a), peningkatan faktor trophic (GDNF) dan efek anti nosiseptif pada alodinia, mekanik dan hiperalgesia panas. Dikatakan, penelitian ini mengamati antar kelompok dan antar waktu, dimana hari ke-7 pasca cedera sebagai fase krusial, proses neuroinflamasi dan perbaikan saraf berlangsung aktif.

Baca juga:  Amankan Nyepi, Anggota Polri Dilarang Arogan

Ibu dari 3 orang anak ini berharap hasil penelitiannya ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut maupun aplikasi klinis terkait penggunaan injeksi ADMSCs dalam terapi cedera saraf. (Adv/balipost)

BAGIKAN