Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Meninggalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud, T (22) membuat orangtuanya merasa kehilangan. Sementara keterangan beberapa mahasiswa, sebelum terjatuh dari lantai 2, korban kelihatan panik dan menaruh sepatunya di depan salah satu kelas.

Informasi diperoleh di lapangan, Rabu (15/10), personel Unitreskrim Polsek Denpasar Barat dipimpin Kanitreskrim Iptu Demiral Safriansyah telah melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi.

Baca juga:  Dengar Vonis Bebas, Prof Antara dan Keluarga Teteskan Air Mata

Dari keterangan mahasiswi, KGA (21) pada Rabu pukul 08.30 WITA, ia menunggu dosen dan duduk di teras depan kelas bersama temannya, Da dan Rh. Mereka ngobrol terkait mata kuliah.

“Menurut saksi (KGA) sekitar 15 menit kemudian datang korban dari arah pintu lift  menggendong tas. Korban memakai baju putih dengan gelagat panik sambil melihat situasi,” kata sumber.

Selanjutnya korban duduk di sebelah barat kelas. Karena tidak kenal, KGA dan teman-temannya  tidak menghiraukan.

Baca juga:  Jumlah Kasus COVID-19 Harian Bali Capai Seratusan Orang, Hanya Kabupaten Ini Laporkan Nihil Tambahan

Saat KGA dan Da mengobrol mereka melihat sepatu di posisi awal korban duduk. Namun mereka tidak menghiraukan.

Beberapa saat kemudian petugas kebersihan datang dan menanyakan pemilik sepatu itu. KGA menjawab bukan miliknya.

Petugas kebersihan lalu mengatakan itu sepatu korban yang kecelakaan. “Saksi bertanya kepada petugas kebersihan, kecelakaan apa? Dijawab  jatuh dan sekarang dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.

Sebelumnya, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud berinisial T ditemukan tergeletak di halaman salah satu gedung FISIP, Jalan Sudirman, Denpasar, Rabu (15/10). Mahasiswa ini langsung dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Unud Tambah Belasan Guru Besar
BAGIKAN