Beberapa warga membersihkan barang-barangnya yang masih tersisa pasca banjir melanda di kampung Wanasari, Denpasar, Kamis (11/9). Sejumlah bangunan warga yang berdiri dipinggir sungai ambruk tergerus air saat banjir melanda wilayah Kota Denpasar pada Rabu (10/9) lalu. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Verifikasi bangunan dan rumah rusak pascabanjir terus bergulir. Lebih dari dua minggu, bencana berlalu, verifikasi belum final sehingg bantuan perbaikan belum bisa dicairkan.

Lurah Peguyangan I Gede Sudi Arcana, Rabu (24/9)menjelaskan, saat ini proses pendataan bangunan dan rumah rusak akibat banjir sedang dilakukan oleh para kaling di 13 banjar dengan pengisian titik koordinat. Baru tercapai 38 titik yang sudah di data, dan ada beberapa yang sudah diverifikasi BPBD Denpasar.

“Para kaling kami mendata dengan mengisi link yang telah disediakan. Dalam link tersebut petugas verifikator dari BPBD Denpasar didampingi kaling dan kasipem, staf, dan juga kesra,” ujarnya.

Baca juga:  Tahap Pertama, Menpan RB Pindahkan 1.800 ASN ke IKN

Tim ini dibagi dalam 2 kelompok, mengecek ke lokasi, titik bangunan/rumah yang rusak. Saat ini dikatakan verifikasi terus berjalan.

Di Kelurahan Peguyangan menurutnya cukup banyak titik yang rusak yaitu sekitar Banjar Tengah, Kepuh, Dakdakan, Tagtag tengah, Tagtag kelod, Tagtag kaja dan Jalan Astasura (Banjar Benaya).

Sementara penentuan bangunan/ rumah rusak dengan skala ringan, sedang, berat dilakukan tim verifikator dari BPBD Denpasar dan tim. “Verifikator yang menentukan spesifikasi kerusakan. Apapun, hasil verifikato, kita terima, rumahnya apakah rusak ringan, sedang, berat,” ujarnya.

Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, jika tidak bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat seperti pura mengingat banyak pura milik pribadi dan desa yang rusak, maka biss saja akan dikerjakan di APBD induk berupa kegiatan atau hibah kepada desa adatnya agar dapat diperbaiki penuh.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Lantik dan Serahkan SK 1.080 ASN

“Contoh pura muncen, Kesiman yang rusak parah. Kalau kita kasih bantuan Rp100 juta, tidak cukup, disamping agar dana BTT tidak beralih kesana, maka kita bantu 2026 lewat desa adatnya kita kasih hibah untuk memperbaiki itu. Jadi pura bisa diperbaiki penuh,” ujarnya.

Jika dibantu dengan pola itu maka dapat dibantu pemkot sesuai kebutuhan dengan pengajuan proposal. Untuk data sementara pura yang rusak saat ini, dari desa adat Denpasar ada 2 pura, Desa adat Kesiman 2 yairu bale kulkul pura dalem, dan pura muncen. Namun ada juga pola bantuan pura masuk dalam bantuan perbaikan rumah jika puranya ada dalam pekarangan rumah. Hanya saja belum ada data final.

Baca juga:  Di Tengah Keterbatasan, Parade Budaya Jembrana Pukau Ribuan Warga

Selain itu banyak pura beji baik milik pribadi maupun desa adat yang rusak. “Kalau pura masuk di dalam rumah, dia sudah mendapat bantuan perbaikan rumah karena ada dalam pekarangan, jadi tidak boleh lagi masuk,” ujanya.

Ditanya target selesai penyisiran dan verifikasi bangunan, rumah, tempat usaha, pura yang rusak, Jaya Negara belum bisa memastikan. (Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN