Foto dan video yang beredar para pendaki yang digigit anjing. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Sebanyak lima belas orang pendaki gunung Batukaru, Minggu (21/9), dilaporkan digigit anjing. Rombongan pendaki ini selanjutnya diarahkan untuk mencari vaksin rabies ke Puskesmas Pupuan I sebagai upaya antisipasi.

Perbekel Pujungan, I Made Rima Yasa mengatakan, ia mendapatkan informasi rombongan pendaki digigit anjing oleh pecalang dan sejumlah masyarakat di desa Pujungan.

“Dari informasi yang saya dapat kejadiannya itu pukul 13.00 wita, pecalang dan masyarakat mengatakan mereka dapat info dari rombongan pendaki yang sudah kembali dari pendakian dan tiba di Pura Malen atau pos pendakian pertama,” jelasnya

Hanya saja, Rima Yasa mengatakan untuk informasi yang di dapat tidaklah lengkap. Mulai dari asal rombongan pendaki sampai dengan kronologis kejadiannya. Ditambah lagi laporan itu hanya disertai dokumentasi foto luka-luka yang dialami beberapa orang pendaki.

“Saya sampaikan informasi ini supaya tidak terlambat penanganannya. Pertimbangan faktor kemanusiaan saja,” ucapnya. .

Baca juga:  Dari Pria Tewas di Teras Toko hingga UAE Cabut Larangan Penerbangan

Untuk itu lanjut kata Rima Yasa, laporan yang diterima dari masyarakatnya diteruskan ke Camat Pupuan agar rombongan itu mendapatkan penanganan. “Saya dapat informasi terbatas. Karena khawatir kalau lama tidak dapat penanganan, makanya saya laporkan ke Camat agar segera ditindaklanjuti,” jelasnya.

Rima Yasa juga menceritakan sejatinya masyarakatnya ewuh pakewuh terkait aktivitas pendakian. Terlebih bila memperhatikan posisi Desa Pujungan sebagai wilayah penyangga Gunung Batukaru dalam urusan pelestarian hutan.

Perasaan ewuh pakewuh itu karena aktivitas pendakian dengan mengambil titik awal pendakian di Pujungan jarang disertai pemberitahuan.

“Ini menjadi kesulitan kami untuk melestarikan hutan di atas, karena sekarang marak orang mendaki. Sedangkan di atas sudah kotor. Banyak sampah berserakan,” katanya.

Atas kejadian ini, pihaknya hanya bisa sebatas meneruskan informasi kepada pihak terkait yang punya kewenangan.

Baca juga:  Curi Anjing Impor, Pengedar Kupon Bazar Palsu Ditangkap

Demikian halnya terhadap kejadian-kejadian lain yang terkait dengan aktivitas pendakian selama ini. Meski dalam praktiknya, upaya penyelamatan tetap dilakukan oleh Basarnas atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Sementara, pecalang maupun masyarakat Pujungan sebatas mengikuti arahan dari Basarnas dan BPBD yang memimpin upaya penyelamatan.

“Tapi kalau terus-terusan, kami juga tidak kuat. Bila terjadi apa-apa dengan warga kami nanti seperti apa? Kami juga bingung di sini,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah ikut turun tangan mengatasi aktivitas pendakian tersebut.

“Saya tidak bisa memastikan detil kejadiannya. Begitu juga dengan kepastian mengenai anjing yang menggigit itu. Apakah positif rabies atau tidak. Belum pasti,” pungkasnya.

Secara terpisah, Camat Pupuan, I Gusti Kade Dwipayana, membenarkan adanya infomrmasi laporan mengenai 15 pendaki yang digigit seekor anjing di Gunung Batukaru itu.

Baca juga:  Ruang Penitipan "Overload", PHDI Keluarkan Protokol Tangani Jenazah Umat Hindu

Kelima belas pendaki itu memulai aktivitas pendakian sejak pagi ini dengan mengambil titik awal pendakian di Desa Pujungan. Tepatnya dari areal Pura Malen.

“Saya mendapatkan informasinya dari Perbekel. Informasi itu diteruskan dari pecalang Desa Pujungan,” jelasnya.

Terhadap 15 korban gigitan anjing itu, ia sudah mengarahkan untuk mencari vaksin rabies ke Puskesmas Pupuan I sebagai upaya antisipasi.

Meskipun, ada kecurigaan anjing yang menggigit tersebut memiliki gejala rabies. “Saya sudah berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Pupuan I,” sebutnya.

Sedangkan untuk upaya lainnya yakni kemungkinan adanya eliminasi, ia masih berkoordinasi dengan Pusat Kesehatan Hewan atau Puskeswan yang mewilayahi Kecamatan Pupuan.

“Khawatirnya anjing itu ada tuannya. Perlu kehati-hatian juga. Kalau sudah dipastikan liar, tentu akan dieliminasi,” pungkasnya. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN