Petugas melakukan pengasapan atau fogging di salah satu pekarangan warga. Pengasapan ini bertujuan sebagai upaya dalam mencegah penyebaran demam berdarah oleh nyamuk Aedes Aegypti. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan data dari Januari hingga 7 September, jumlah kasus DBD di Denpasar pada 2025 mencapai 1.219 kasus. Puncak kasus tertinggi terjadi pada Februari dengan jumlah 316 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Denpasar dr. AA. Ayu Agung Candrawati, Rabu (17/9), mengatakan, jumlah kasus 2025 ini lebih rendah dari 2024 yang mencapai 1.309. Ada pun wilayah yang menjadi lokasi jumlah kasus tertinggi adalah Desa Ubung Kaja dengan jumlah 135 kasus.

Baca juga:  Hingga Awal Oktober, DBD di Denpasar Telan Sejumlah Korban Jiwa

Disusul Kelurahan Sesetan dengan jumlah 103 kasus, Kelurahan Padangsambian 92 kasus, dan Desa Sidakarya dengan jumlah 80 kasus.

Selain itu, Desa Pemecutan Kelod jumlah kasusnya mencapai 60, Desa Pemecutan Kaja dan Desa Tegal Kertha jumlah kasusnya 53, Kelurahan Panjer jumlah kasusnya 48, Desa Sumerta Kelod jumlah kasusnya 38, Desa Padangsambian Klod jumlah kasusnya 37.

Selain waspada DBD, sebagai upaya memastikan kesehatan warga terdampak banjir, pihaknya menggelar safari kesehatan. Pemeriksaan menyasar kantong-kantong pengungsian, dengan menerjunkan tim kesehatan puskesmas yang mewilayahi. “Upaya ini dilakukan untuk memantau dan menjaga kesehatan warga yang berada di kantong-kantong pengungsian akibat banjir,” ujarnya.

Baca juga:  Januari - April 2024, Kasus DBD di Badung Sentuh Angka 859

Ia mengimbau warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat menghubungi Dinas Kesehatan, puskesmas terdekat atau perbekel/lurah serta kaling/kadus.

Tim kesehatan juga memberikan edukasi dan penyuluhan tentang kesehatan kepada warga terdampak, termasuk cara pencegahan penyakit yang umum terjadi pasca-banjir seperti diare dan penyakit kulit. Selain itu, dilakukan distribusi obat-obatan dan peralatan kesehatan dasar untuk mendukung pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian.

Dengan upaya ini, Diskes Denpasar berharap dapat meminimalisir risiko kesehatan bagi warga terdampak banjir dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai. “Kerja sama antara Dinas Kesehatan, puskesmas, dan pemerintah setempat diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penanganan kesehatan warga terdampak dan mempercepat proses pemulihan pascabanjir,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Suspect DBD, Bayi Meninggal Dunia
BAGIKAN