Upaya fogging yang dilakukan petugas kesehatan di tempat tinggal pasien DB maupun DBD beberapa waktu lalu. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Tren penyakit yang memiliki resiko kematian, Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jembrana tahun ini cenderung menurun. Demam yang dipicu gigitan nyamuk aedes aegypti ini justru mengalami penurunan saat peralihan musim. Bila dibandingkan dengan tahun 2024, terjadi penurunan jumlah penderita DBD.

“DBD cenderung menurun, paling rendah di bulan Mei lalu, hanya 9 kasus. Dibanding tahun sebelumnya 55 kasus di bulan yang sama, di tahun 2024 bulan Mei paling tinggi,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra. Hal tersebut bisa disebabkan karena sudah pahamnya masyarakat tentang resiko demam berdarah, sehingga secara lebih cepat melakukan penanganan. Atau juga dari sisi pencegahan yang efektif dengan memutus sarang atau membasmi jentik nyamuk.

Baca juga:  Gen Z, Generasi Penentu Kepemimpinan Bali

Namun dengan melihat dari data pasien Demam Berdarah (belum DBD), yang masih tinggi, kemungkinan besar terkait keberhasilan penanganan petugas medis. “Demam Berdarah (DB) itu bisa ke DBD dengan indikasi trombosit turun dibawah 100. Tapi kalau pasien DB, tepat ditangani dan segera, kemungkinan ke DBD kecil. Sehingga kita lebih banyak penanganan pasien DB, termasuk tahun ini,” katanya. Tetapi untuk DBD grafiknya menurun. Sempat tinggi pada bulan Januari 2025, dengan jumlah 24 orang. Setelah it uterus mengalami penurunan pada bulan Februari (20), Maret (14), April (15) dan Mei (9). Berbanding terbalik dengan tahun 2024 lalu pada rentang bulan yang sama trennya justru naik. Januari 12 pasien, Februari naik menjadi 18 pasien, Maret 46 orang, April 53 orang dan Mei 55 orang.

Baca juga:  Tiga Bulan Terakhir, Denpasar Catat Ratusan Kasus DBD

“Polanya justru terbalik dibanding tahun lalu. Tahun lalu grafiknya naik dari Januari sampai Mei, kalau tahun ini justru turun,” tambahnya. Secara total di tahun 2024 lalu (Januari-Desember) ada 332 kasus DBD dan 761 DB. Sedangkan tahun ini hingga bulan Mei, DBD 82 orang dan DD 287 orang. Selain penanganan intensif di fasilitas kesehatan untuk pasien DB maupun DBD, petugas juga melakukan fogging di seputaran pasien tinggal. Menurutnya ini merupakan upaya pencegahan menyebarnya nyamuk. (Surya Dharma/Balipost)

Baca juga:  DB Merebak di Belega, 10 Warga Dilarikan ke RS

 

BAGIKAN