
NEGARA, BALIPOST.com – Luasnya wilayah yang terdampak banjir di Kabupaten Jembrana, mengharuskan petugas masih melakukan upaya penanganan dampak bencana. Pembersihan dilakukan dilakukan di sejumlah titik terdampak hingga Selasa (16/9), salah satunya di Desa Yehembang Kangin yang mengalami longsor.
Warga gotong royong untuk membuka akses jalan penghubung di Banjar Nusamara menuju Pura Taman yang tertutup bongkahan material batu dan tanah. Sejumlah warga yang kesulitan melintasi jalan tertutup longsoran tebing ini dibantu warga lain menggotong sepeda motornya.
Jalan tersebut tertutup aksesnya sejak hujan deras sepekan lalu dan terkendala kondisi cuaca yang masih ekstrem pascabanjir.
Pembersihan baru bisa dilakukan bersama-sama Selasa (16/9) siang. Perbekel Yehembang Kangin, I Gede Suardika, Rabu (17/9) mengatakan pembersihan material termasuk bongkahan batu dilakukan Selasa hingga Rabu ini secara bergotong royong.
Bongkahan batu besar yang menghalangi jalan akhirnya bisa digeser dan jatuh ke bawah tebing. “Sempat putus jalan menuju Pura Taman, kemarin sudah dibersihkan bersama-sama. Hari ini semoga bisa bersih,” katanya.
Selain dampak longsor, beberapa akses jalan ke permukiman warga seperti di Nusamara masih terputus lantaran jembatan gantung putus. Tercatat ada dua jembatan gantung yang putus di antaranya di Nusamara dan satu jembatan gantung penghubung Banjar Sumbul-Banjar Tegak Gede.
“Dua jembatan itu sudah putus terdampak banjir sebelumnya, kemarin lebih parah lagi dan putus tidak bisa digunakan,” kata Gede Suardika.
Tahap pembersihan masih dilakukan bersama-sama karena kondisi medan yang berat. Sementara data dari BPBD terdapat sejumlah jembatan yang rusak dampak bencana di beberapa desa.
Dua di antaranya jembatan gantung di Yehembang Kangin dengan kerugian masing-masing Rp 900 juta, di Desa Air Kuning jembatan gantung dengan estimasi kerugian Rp 3 miliar dan satu jembatan permanen di Munduk Ranti, Desa Banyubiru dengan estimasi kerugian Rp 6,5 miliar. (Surya Dharma/balipost)