Kordinasi lintas sektor di kampung KB untuk mensinkronkan pembangunan membentuk keluarga berkualitas. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Sebanyak 60 desa di Kabupaten Tabanan kini sudah berstatus Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) berkelanjutan. Angka ini setara dengan 45,11 persen, dari total 133 desa yang sudah ditetapkan sebagai Kampung KB.

Data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP KB) Tabanan mencatat, per 30 Juni 2025 jumlah Kampung KB berkelanjutan saat itu baru 34 desa (25,56 persen). Jumlah itu bertambah menjadi 40 desa (30,08 persen) pada 22 Juli 2025, lalu melonjak menjadi 60 desa per 22 Agustus 2025. Di mana untuk kampung KB ini memiliki sejumlah klasifikasi yakni dasar, mandiri, berkembang dan berkelanjutan.

Baca juga:  Bali Belum Pernah Terapkan PSBB, Gubernur Koster Sebut Pengendalian COVID-19 Berjalan Cukup Baik

Sementara itu, kualifikasi dasar terus menurun, dari 48 desa (36,09 persen) pada Juni menjadi hanya 13 desa (9,77 persen) pada Agustus. Desa dengan kualifikasi berkembang relatif stabil di kisaran 33 persen, sedangkan desa yang sudah mandiri meningkat dari 7 desa (5,26 persen) menjadi 23 desa (17,29 persen) dalam periode yang sama.

Kepala Dinas PP KB Tabanan, Ni Wayan Mariyati, menjelaskan status berkelanjutan menandakan Kampung KB sudah paripurna, baik dari sisi perangkat maupun aktivitas. “Kampung KB berkelanjutan bukan hanya menjadi pusat penguatan program KB, tetapi juga wadah untuk mempromosikan berbagai program lintas sektor di desa,” ujarnya, Selasa (9/9).

Baca juga:  Desa Adat Jehem Jadi Sentra Kerajinan Sanggah Berkelanjutan

Menurut Mariyati, sejak 2024 Pemkab Tabanan gencar melakukan pembinaan dan edukasi di desa-desa agar keberadaan Kampung KB tidak berhenti pada penyuluhan keluarga berencana semata. “Ending dari Kampung KB adalah menjadikannya pusat kegiatan desa yang menyentuh berbagai aspek pembangunan, mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, hingga pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.

Nantinya jika semua desa sudah ditetapkan sebagai Kampung KB tentunya dapat berfungsi penuh sebagai motor penggerak pembangunan desa berbasis keluarga. (Dewi Puspawati/balipost)

Baca juga:  BKPM Luncurkan 47 Proyek Investasi Berkelanjutan

 

BAGIKAN