
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Para pengungsi asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, akhirnya bisa bernapas lega. Mereka dipulangkan, Selasa (9/9), setelah sekitar enam bulan berada di tempat pengungsian SKB Banjarangkan.
Mereka diantar langsung ke rumahnya di Banjar Sental Kangin dengan pengawalan kepolisian.
Kaban Kesbangpol Klungkung, I Dewa Ketut Sueta Negara mengatakan, masih ada 15 orang pengungsi di SKB Banjarangkan. Sementara, 8 orang lainnya sudah mendahului dan menunggu di Pelabuhan Sampalan, Nusa Penida.
“Mereka akan diantar langsung ke rumahnya hari ini. Sekarang masih menunggu Bapak Bupati di SKB, untuk melepas. Beliau masih ada acara di tempat lain,” kata Sueta Negara.
Para pengungsi akan diangkut dengan sejumlah kendaraan yang sudah disiapkan pemerintah daerah karena di antara mereka juga ada lansia. Setelah dilepas dari SKB Banjarangkan, rencananya para pengungsi akan melakukan penyeberangan ke Nusa Penida dengan fast boat The Angkal dari Pelabuhan Rakyat di Kampung Kusamba.
Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan pelabuhan dan dipastikan cuaca aman untuk penyeberangan, meski sejak pagi sudah hujan lebat.
“Kami sudah koordinasi, cuaca aman untuk penyeberangan meski sedang hujan lebat. Yang penting tidak ada angin kencang. Dari sini (SKB Banjarangkan) ada 15 orang, sementara 8 orang lagi dari keluarganya sudah menunggu di Pelabuhan Sampalan,” tegas Sueta Negara.
Tidak hanya para pengungsi, Sueta Negara juga mengaku lega, akhirnya persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik, setelah berbagai upaya dan mediasi terus dilakukan diantara kedua belah pihak oleh Bupati Klungkung, I Made Satria dan para pihak terkait. Guna memastikan situasi tetap aman selama proses pemulangan pengungsi, pengawalan ketat kepolisian akan dilakukan.
Sebelumnya, puluhan warga kasepekang ini sudah mengungsi di SKB Banjarangkan sejak 31 Maret lalu, setelah adanya konflik sehari sebelumnya.
Total, saat itu mereka ada sebanyak 8 KK. Mereka terpaksa diungsikan oleh aparat setelah terjadi keributan dengan warga Banjar Sental Kangin.
Permasalahan ini terus berlarut-larut selama enam bulan terakhir, sebelum adanya titik terang perdamaian lewat upaya komunikasi intensif semua pihak. (Bagiarta/balipost)