Ilustrasi. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penyebaran virus corona di Indonesia dan Bali khususnya tidak menunjukkan penurunan. Malah di Bali, berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bali, jumlah pasien positif dan pasien dalam pengawasan (PDP) terus bertambah.

Jumlah per Rabu (25/3), kasus positif mencapai 9 kasus. Sementara PDP COVID-19 di Bali bertambah 7 orang pada Jumat (27/3). Sehingga, Bali secara akumulatif sudah menangani 121 PDP.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali dr. I Gede Putra Suteja untuk menangani wabah ini agar cepat selesai, perlu dilakukan karantina wilayah. Selain itu juga perlu dilakukan pemetaan sebaran COVID-19 melalui Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP).

Baca juga:  Kasus COVID-19 Melandai, Denpasar Hanya Fungsikan Satu Isoter

Sutedja menyampaikan, karantina wilayah perlu dilaksanakan dengan beberapa batasan-batasan. “Pemerintah Provinsi sebenarnya sudah mengeluarkan edaran-edaran untuk menghindari keluar masuk suatu wilayah. Jika masyarakat disiplin tidak keluar masuk, tiang (saya, red) kira bebas dari Corona ini akan lebih cepat,” ujarnya Minggu (29/3).

Selain itu, masing-masing wilayah juga perlu membuat peta penyebaran ODP dan PDP. Misalnya, di suatu desa harus sudah mempunyai data warganya yang berstatus ODP dan PDP. Baik yang dirawat di RS maupun dirawat mandiri di rumah.

Baca juga:  Dukung Pemasaran UMKM, Gojek Luncurkan GoSend Multi Delivery di Bali

“Kalau masing-masing wilayah bisa mempunyai data seperti ini, akan lebih cepat penanganan COVID-19. Sehingga kita tahu, misalnya desa sekian punya ODP dan PDP. Kita bisa bergerak mengantisipasi dan tenaga kesehatan juga bisa bergerak,” ujarnya.

Dengan diketahuinya ada ODP, akan bisa segera melakukan rapid test. Misalnya di suatu wilayah ada 10 orang yang ODP, dilakukan rapid test pada 10 orang tersebut.

Baca juga:  Pasca-Pilkada, Kasus Covid-19 Melandai

Walaupun hasilnya belum tentu positif, namun perlu tes ulang 7-10 hari kemudian. Sehingga alat dan bahan rapid test yang diperlukan sebanyak 20. “Dalam waktu 10 hari kita punya data di desa itu bahwa dalam 2 minggu ke depan, misalnya kita mempunyai 2 yang positif dari 10 orang yang diperiksa,” jelasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN