
MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemkab Badung berkomitmen untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya ketersediaan air bersih di wilayah Badung Selatan.
Langkah awal tersebut diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (MoU) antara Perumda Air Minum Tirta Mangutama dengan PT Pipa Ticini Bali, dalam proyek strategis optimalisasi jaringan distribusi air minum dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) model build-transfer-operate (BTO) yang dilaksanakan di ruang rapat Perumda Air Minum Tirta Mangutama, Jl. Raya Kapal, Mengwi, Rabu (3/9).
Dalam arahannya, Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa menyebutkan pentingnya proyek ini sebagai upaya konkret pemenuhan pelayanan dasar sekaligus menopang keberlanjutan pariwisata. Keberadaan jaringan baru diharapkan mampu memperkuat suplai air ke kawasan paling padat dan kritis.
“Saya hadir dan menyaksikan langsung penandatanganan kerja sama antara Tirta Mangutama dengan PT Pipa Ticini Bali. Ini merupakan langkah awal dari upaya PDAM dalam pemenuhan kebutuhan air di Badung Selatan.
Dengan adanya penandatanganan kerja sama ini, kita mulai melangkah untuk pemasangan jaringan perpipaan dari Estuary Dam yang direncanakan akan dipasang hingga ke Nusa Dua. Dengan adanya jaringan khusus di bawah laut menuju Nusa Dua, suplai air ke wilayah Badung Selatan diharapkan semakin bertambah sehingga kebutuhan air masyarakat Badung Selatan dapat terpenuhi, paling tidak untuk jangka waktu lima tahun ke depan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya diversifikasi sumber air. Kabupaten Badung sebagai pusat pariwisata internasional di Bali menghadapi tantangan serius terkait keterbatasan air permukaan dan peningkatan kebutuhan air bersih seiring pesatnya pembangunan. Dalam konteks ini, desalinasi atau pengolahan air laut menjadi air minum dipandang sebagai salah satu solusi strategis jangka panjang.
“Saat ini kita masih memanfaatkan air permukaan dan kita tahu ketersediaannya sangat terbatas. Oleh karena itu, saya minta dilakukan diversifikasi dengan memanfaatkan air laut, agar ke depan kita tidak lagi kewalahan dalam memenuhi kebutuhan air, baik untuk masyarakat umum maupun untuk sektor pariwisata,” tegasnya.
Teknologi desalinasi yang umum diterapkan adalah reverse osmosis (RO), yang relatif efisien untuk skala besar dan dapat menghasilkan air dengan standar kualitas WHO. Skema ini juga membuka peluang penerapan cross-subsidy atau air permukaan tetap didistribusikan ke rumah tangga dengan tarif terjangkau, sedangkan air desalinasi diprioritaskan untuk kebutuhan industri pariwisata. Dengan demikian, keberlanjutan ekonomi daerah tetap terjaga, dan masyarakat mendapatkan akses air bersih dengan harga yang wajar.
Direktur Utama Perumda Tirta Mangutama, I Wayan Suyasa menjelaskan, kerja sama ini terkait pemasangan pipa yang melewati jalan tol, terowongan, laut, dan infrastruktur lain termasuk dengan Pertamina, PLN, dan Telkom. Semua perizinan telah dikoordinasikan sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai target.
Dalam MoU tersebut ada beberapa poin yang tertuang untuk disepakati, diantaranya proyek ini bernilai Rp108,84 miliar yang terdiri atas biaya pembangunan (capex) dan biaya operasional. Seluruh pendanaan ditanggung PT Pipa Ticini Bali tanpa membebani APBD. Sebagai kompensasi, perusahaan akan memperoleh pengembalian investasi melalui tarif jasa distribusi air minum.
Hadir pada kegiatan tersebut, perwakilan BPKP Provinsi Bali, perwakilan Kejaksaan Negeri Badung, Sekda IB Surya Suamba yang juga Dewan Pengawas Perumda Tirta Mangutama, dan jajaran Dewan Direksi Perumda Tirta Mangutama. (Adv/balipost)