PDAM
Ilustrasi. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Wakil rakyat di DPRD Badung mengingatkan kembali pemimpin di Badung terkait masalah air bersih di wilayahnya. Sebab, persoalan krisis air bersih, khususnya Kuta Selatan menjadi janji saat kampanye yang dinilai mendesak untuk direalisasikan.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua II DPRD Badung, I Made Wijaya saat dihubungi Senin (3/11). Politisi Partai Gerindra ini menekankan pentingnya penyelesaian masalah air bersih di Kecamatan Kuta Selatan.

“Kami sebagai wakil rakyat, khususnya dari Dapil Kuta Selatan, pasti akan mendukung penuh,” tegasnya.

Ia menyoroti warga Pecatu yang selama ini terpaksa membeli air melalui mobil tangki. “Masalah penyediaan air bersih ini harus diprioritaskan, sesuai janji kampanye Bupati. Tahun depan, masyarakat seharusnya tidak lagi membeli air,” tegasnya.

Baca juga:  Mencuri di Bandara, Dua WN India Ditangkap

Made Wijaya memiliki keyakinannya bahwa Bupati Adi Arnawa akan mampu merampungkan pembangunan infrastruktur, termasuk di kawasan pariwisata Badung Selatan, mengingat latar belakangnya sebagai birokrat berpengalaman dari Kadispend hingga Sekda.

Sebelumnya, Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, menegaskan persoalan air akan tuntas pada Desember 2025 melalui berbagai upaya, mulai dari penambahan jaringan hingga penerapan teknologi pengolahan air laut.

“Terkait masalah air di Kuta Selatan, saya sudah berproses, mudah-mudahan akhir tahun ini air ke bukit lancar. Sebab, sekarang saya telah menambah jaringan yang sebelumnya air yang dibawa ke bukit dialirkan ke Nusa Dua dulu, sekarang sudah dipotong dibuatkan khusus ke Nusa Dua, dan jaringan yang ke Pecatu khusus,” ungkapnya.

Baca juga:  Mau Pindah TPS? Ingat Batas Akhirnya

Selain membangun jaringan distribusi baru, Pemkab Badung juga tengah mempersiapkan solusi jangka panjang dengan menerapkan teknologi sea water reverse osmosis (SWRO). Teknologi ini akan mengolah air laut menjadi air minum guna memenuhi tingginya kebutuhan air di kawasan pariwisata Badung Selatan.

“Tidak cukup air permukaan, karena pembangunan masif. Namun, saya sudah perintahkan PDAM untuk SRWO, dimana air laut diubah menjadi air minum,” ujarnya.

Adi Arnawa menjelaskan, skema pemanfaatan SWRO akan diarahkan untuk mendukung akomodasi wisata seperti hotel, restoran, dan bandara. Sedangkan air permukaan tetap difokuskan memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat tetap memperoleh akses air bersih dengan harga terjangkau.

Baca juga:  Masuki Masa Kampanye, Satpol PP Bali Minta Parpol Turunkan APS

“Untuk memenuhi kebutuhan di Badung Selatan karena pembangunan masif, saya sudah perintahkan PDAM untuk segera melakukan diversifikasi air minum SRWO untuk memenuhi kebutuhan hotel dan bandara. Untuk air permukaan khusus untuk masyarakat karena harganya lebih murah,” jelasnya.

Ia menambahkan, rencana ini sekaligus membuka peluang penerapan sistem subsidi silang. Air permukaan tetap disalurkan ke rumah tangga dengan tarif terjangkau, sementara air hasil desalinasi dialokasikan untuk kebutuhan industri pariwisata. (Parwata/balipost)

BAGIKAN