Kondisi kios dan toilet yang dibangun di kawasan DTW Bedugul mulai mangkrak. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan menghidupkan kembali Daya Tarik Wisata (DTW) Bedugul di Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, hingga kini belum membuahkan hasil. Meski proses penataan kawasan terus berjalan, belum ada satupun investor yang melirik destinasi wisata yang sempat berjaya di era tahun 2000-an.

Sebelumnya, Pemkab Tabanan menargetkan DTW Bedugul bisa dikerjasamakan dengan pihak ketiga pada tahun 2025. Namun, hingga awal September ini, rencana tersebut masih jalan di tempat. Meski rencana pengembangan DTW Bedugul sudah lama digaungkan, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, Anak Agung Ngurah Tenaya mengakui hingga kini belum ada investor yang berminat. “Belum ada investor yang melirik, dan kita memang belum promosi mengingat prosesnya masih tahap awal,” jelasnya, Rabu (3/9).

Baca juga:  Setahun Lebih Proses Pemilihan, Dirut BPD Bali Akhirnya Ditetapkan

Ia juga mengatakan saat ini pihaknya masih fokus menyelesaikan proses penghapusan aset sebelum melangkah ke tahap lelang. “Masih tahap penghapusan aset ini, ada lagi satu bangunan yang belum dihapus dan sudah diusulkan ke Bakeuda,” katanya.

Agung Tenaya menuturkan, lelang baru dapat dilakukan setelah penghapusan aset tuntas, yang ditargetkan rampung antara akhir September atau awal Oktober 2025. “Jadwal lelang belum bisa dipastikan. Kalau penghapusan selesai sesuai rencana, lelang bisa dimulai akhir September atau awal Oktober,” ujarnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Paparkan Ekonomi Kerthi Bali di Side Event G20

Untuk diketahui, DTW Bedugul mulai terbengkalai sejak 2010 setelah pengelola sebelumnya, I Wayan Purnayasa, mengundurkan diri. Berbagai wacana pengelolaan, termasuk rencana menyerahkan pengelolaan kepada Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS), hingga kini belum terealisasi.

Untuk menghidupkan kawasan ini, Pemkab Tabanan telah melakukan berbagai penataan fisik. Sejumlah fasilitas, seperti kios cinderamata, toilet berstandar internasional, area parkir, dan gapura, sudah dibangun. Bahkan, menjelang pandemi Covid-19, restoran utama kawasan ini sempat direhabilitasi dengan anggaran Rp1 miliar dari APBD Tabanan.

Baca juga:  Sejumlah OPD Pemprov Bali Posisi Jeda Lantaran COVID-19, Gubernur Koster Minta Lakukan Ini

Sayangnya, fasilitas tersebut belum pernah dimanfaatkan hingga akhirnya rusak kembali. Termasuk pembangunan kios dan toilet melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018 yang kondisinya saat ini mulai rusak. (Dewi Puspitawati/balipost)

 

BAGIKAN