
SINGARAJA, BALIPOST.com – SMP Negeri 1 Sukasada, Kabupaten Buleleng menjadi satu-satunya sekolah di Bali yang masuk kandidat Sekolah Rujukan Google (SRG).
Hal ini terungkap saat Basuki Tjahja Purnama hadir sebagai pembicara pembelajaran digital yang diselenggarakan Google, Selasa (2/9) di sekolah itu.
Dalam pemaparannya terkait pembelajaran digital, ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan. Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, digitalisasi mampu menyamakan akses belajar siswa sekaligus meningkatkan kualitas guru.
Ia pun memuji keberadaan SMPN 1 Sukasada yang mampu menjadi satu-satunya sekolah di Bali yang masuk kandidat Sekolah Rujukan Google. “Buleleng bisa menunjukkan, meski ada isu soal literasi, di sini juga ada sekolah berkelas dunia,” ujarnya.
Seperti diketahui, Buleleng sempat viral beberapa waktu lalu, karena banyak siswa SMP tidak bisa baca-tulis. Bahkan, hal ini sempat menjadi sorotan Pemerintah Pusat.
Ia pun mengusulkan agar komputer bekas di kantor pemerintah bisa dimanfaatkan sekolah sehingga tidak perlu pengadaan baru setiap tahun untuk mendukung upaya pembelajaran digital di kalangan siswa.
“Komputer bekas di kantor-kantor pemerintah bisa dimanfaatkan untuk sekolah. Jadi tidak perlu pengadaan baru setiap tahun,” sarannya.
Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMPN 1 Sukasada, Putu Yudi Darmawan, mengungkapkan sekolahnya merupakan rujukan Google sejak 2022, setelah menerima 153 unit Chromebook dari pemerintah pusat.
“Selain perangkat, tenaga pendidik juga terus ditingkatkan. Kini sudah ada 18 guru yang mengantongi sertifikat GCE Level 1. Kami memanfaatkan akun belajar dari kementerian secara maksimal. Dengan tiga syarat itu, kami masuk sebagai kandidat sekolah rujukan Google,” ungkapnya.
Google juga memberikan voucher sertifikasi kepada 45 guru SMPN 1 Sukasada untuk melanjutkan program Google Certified Educator (GCE) Level 2.
Meski begitu, Yudi mengakui ketersediaan perangkat masih belum ideal karena satu perangkat masih digunakan secara berkelompok. “Idealnya memang satu siswa satu Chromebook. Selain itu, semua guru harus sudah level 2, bahkan ada trainer dan mentor. Itu target kami ke depan,” jelasnya. (Nyoman Yudha/balipost)