DENPASAR, BALIPOST.com – Penataan Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung atau yang lebih dikenal dengan nama Lapangan Puputan Badung, hampir rampung.
Pemasangan tiga patung telah dilakukan pada akhir Agustus 2025. Ada perubahan terhadap posisi patung yang semula menghadap ke selatan atau ke lapangan, kini menghadap ke utara atau ke rumah jabatan Gubernur Bali.
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar Ida Ayu Widhiyanasari, Selasa (2/9) membenarkan perubahan posisi itu.
Menurutnya perubahan posisi patung ini dilakukan karena filosofi orang Bali berpatokan pada hulu yang berada di utara. “Jadi kita menghadap ke hulu, karena pintu masuk dari patung ini dari utara,” ujarnya.
Menurutnya kawasan ini akan mendukung pariwisata Denpasar. “Maka jika nanti akan berfoto di sini, fotonya dari utara, dengan latar patung. Kalau selama ini orang bingung mengambil foto. Selama ini kalau foto di utara, akhirnya posisi patung membelakangi. Karena titik nol-nya di utara juga,” ungkapnya.
Sebelum memutuskan perubahan posisi patung, pihaknya telah merembugkan dan melakukan diskusi dengan panglingsir puri. “Semua puri kita undang termasuk Puri Kesiman, semua sudah di FGD-kan bahwa posisi patung menghadap ke utara,” ujarnya.
Selain itu yang berubah, pedestal atau dasar dudukan patung kini lebih menunjukkan ciri khas Bali.
“Menggunakan perpaduan paras, bata, jadi betul-betul seni Bali yang kita munculkan. Kalau dulu kan cuma beton atau batu, tidak ada seni ukurannya. Kalau sekarang sudah pakai ukiran Bali, jadi lebih terasa ciri khas Bali,” ujarnya.
Sementara bahan patung tidak berubah, menggunakan perunggu. Namun dipahat dengan tetap mengutamakan nilai sejarahnya.
“Karena patung itu bahannya perunggu jadi kita tetap pakai kembali, cuma pedestalnya saja kita ubah, agar tidak semua nilai sejarah hilang, pembuat patung pertama pasti punya alasan kenapa dia membuat patung itu,” ujarnya.
Mengingat patung tersebut belum berusia 50 tahun, didirikan pada 1979, obyek ini belum masuk kategori cagar budaya. “Makanya kita desain sekarang sekuat-kuatnya, kita berharap akan menjadi cagar budaya nanti,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)