
DENPASAR, BALIPOST.com – Revitalisasi patung Monumen Puputan Badung pada minggu ke-31, atau Rabu (22/10), mencapai 87,44 persen. Capaian ini 2,3 persen lebih tinggi dari target yang sebesar 85,17 persen.
Sementara, proyek penataan ditarget rampung bulan November. Revitalisasi mencakup pemugaran patung, pedestal patung, penataan kolam, dan taman.
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar, Ida Ayu Widhiyanasari mengatakan, proyek dengan anggaran Rp11,6 miliar itu juga dilengkapi patung punggawa di bagian madya mandala-nya. Di bagian pedestal patung, monumen Puputan Badung juga dihiasi relief patung dari bahan kuningan yang menceritakan kisah-kisah perjuangan.
Monumen patung dikelilingi dengan kolam. Seluruh konsep dan desain penataan monumen patung dikerjakan seniman Marmar Herayukti. Monumen yang terdiri dari tiga patung itu telah terpasang akhir Agustus lalu, dengan posisi patung menghadap ke utara, yang mana sebelumnya menghadap ke selatan.
Konseptor penataan monumen patung, Marmar Herayukti mengatakan, penataan monumen ini juga ramah disabilitas karena dilengkapi fasilitas keamanan bagi penyandang tuna netra, tuna daksa seperti ram dan guiding block. Fasilitas keamanan itu sudah diuji coba belum lama ini.
“Kemarin kita coba ram jalan masuk menuju area monumen ke penyandang disabilitas bagi yang memakai kursi roda dan guiding block bagi penyandang tuna netra, dan kita minta masukan bagaimana pengalaman masuk ke area monumen,” tuturnya.
Hasil uji cobanya, ram dinilai sudah aman dan dapat diakses mandiri oleh penyandang disabilitas. Sementara, guiding block bagi penyandang tuna netra juga sudah diperbaiki untuk memberi isyarat bahwa di depan maupun di sampingnya ada hambatan. “Untuk guiding block kemarin kita set up, ada perubahan sedikit berkaitan dengan alurnya, tapi secara umum monumen sudah bisa diakses dengan baik,” imbuhnya.
Meskipun ada kolam dan air, namun menurutnya penyandang tuna netra akan tetap aman dengan adanya guiding block. Suara air kolam juga akan menjadi pengaman tersendiri bagi penyandang tuna netra.
“Dengan adanya suara air di kolam, mereka (penyandang tuna netra) tahu ada kolam sehingga dapat memberi tanda keamanan dengan demikian dapat dijauhi, tapi ada masukan juga agar ada pohon atau tanaman pembatas, dan memang akan dipasang pohon di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat meninjau progres penataan monumen, mengaku cukup puas dengan hasil proyek. Namun, ia memberi catatan agar relief patung dari kuningan di pedestal patung agar diberikan pengaman seperti kaca agar tak dapat dirusak orang tak bertanggung jawab. Selain itu, taman diharapkan diisi dengan bunga-bungaan seperti bougenville. (Citta Maya/balipost)