
NEGARA, BALIPOST.com – Atap bangunan wantilan di areal Monumen Lintas Laut Jawa-Bali, Cekik, Gilimanuk, mengalami kerusakan. Kondisi ini terjadi karena diguyur hujan angin.
Jebolnya atap yang terbuat dari genteng dan rangka kayu ini membuat ruangan utama tidak bisa digunakan.
Pihak pengelola telah memasang pemberitahuan perbaikan dan meminta pengunjung tidak berada di sekitar bangunan. Selain wantilan, bangunan toilet yang berada di dekatnya juga mengalami kerusakan serupa pada bagian atap.
Kepala Dinas Sosial Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata sebelumnya mengatakan, atap bangunan roboh dilaporkan pada Sabtu (26/7). Material atap yang ambruk sudah dibersihkan dan sementara agar tidak membahayakan pengunjung.
Sedangkan barang yang di dalam wantilan menurutnya sudah diamankan. “Bangunan atap rusak dampak hujan lebat dan angin. Kondisi bangunan juga mengalami kerusakan, terutama genteng dirusak kawanan monyet,” katanya.
Karena genteng rusak, sehingga kayunya juga lebih cepat rusak hingga roboh. Direncanakan perbaikan Monumen Operasi Lintas Laut Jawa-Bali, melalui usulan Bantuan Keuangan Kasus (BKK) Provinsi Bali atau Badung pada 2026.
Monumen Operasi Lintas Laut berada di wilayah hutan Cekik, tepatnya sekitar 4 kilometer sebelum Pelabuhan Gilimanuk. Monumen ini menjadi pengingat pertempuran laut pertama cikal bakal TNI Angkatan Laut. Para pejuang kemerdekaan yang saat itu menjalankan misi pengiriman suplai senjata dari Pulau Jawa ke Bali, bertempur dengan kapal bersenjata Belanda pada 1946.
Monumen yang berada di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk menuju Pelabuhan Gilimanuk ini merupakan salah satu tonggak sejarah peristiwa heroik “Pasukan M” (Kapten Markadi di Selat Bali. (Surya Dharma/balipost)