Sosialisasi perlindungan data pribadi diberikan kepada anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Buleleng. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap tanggal 5 Agustus, Indonesia memperingati Hari Dharma Wanita. Ini, merupakan momentum penting bagi perempuan Indonesia, khususnya para istri aparatur negara, untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Tak cuma seremoni, Hari Dharma Wanita memiliki sejarah dan makna mendalam.

Berikut sejumlah fakta tentang peringatan ini dan organisasi yang di 2025 ini genap berusia 49 tahun ini, dikutip dari laman Kementerian Pendidikan:

1. Lahir pada Era Orde Baru

Organisasi Dharma Wanita didirikan pada 5 Agustus 1974, diprakarsai oleh Ibu Tien Soeharto dan diresmikan oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI, Amir Machmud. Awalnya, organisasi ini beranggotakan istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota ABRI yang dikaryakan, dan pegawai BUMN.

Baca juga:  Ini, 6 Rekomendasi Robot Vacuum Cleaner Terbaik

2. Rebranding di Era Reformasi

Setelah Reformasi 1998, organisasi ini melakukan reformasi internal dan menghapus unsur politik, menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral, mandiri, dan demokratis. Nama pun berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan, mengikuti semangat Kabinet Persatuan Nasional era Presiden Abdurrahman Wahid.

3. Demokratis dan Terbuka

Dalam Munas Luar Biasa (6–7 Desember 1999), Dharma Wanita mengukuhkan prinsip demokrasi dalam organisasi. Ketua Umum dan pengurus dipilih secara demokratis, dan organisasi kini terbuka terhadap dinamika sosial budaya serta lebih fokus pada pemberdayaan perempuan.

4. Tugas Pokok: Dari Pembinaan hingga Kepedulian Sosial

Baca juga:  Optimis Dua Petembak Bali Masuk Timnas SEA Games

Dharma Wanita Persatuan memiliki 6 tugas pokok, antara lain:

  • Membina anggota
  • Mempererat persatuan
  • Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
  • Menjalin kerja sama dengan pihak lain
  • Meningkatkan kepedulian sosial
  • Pembinaan mental dan spiritual anggota

5. Fokus pada Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial Budaya

Organisasi ini menegaskan diri sebagai lembaga non-politik yang fokus pada bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Tujuannya: mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata, baik bagi anggota maupun masyarakat umum.

6. Logo Berisi 4 Simbol

Logo Dharma Wanita Persatuan terdiri dari 4 bagian simbolis:

  1. Bunga melati putih: Simbol wanita sebagai aset bangsa
  2. Padi dan kapas: Lambang kesejahteraan dan simbol bidang ekonomi serta sosial budaya
  3. Rantai: Menggambarkan persatuan dan kerja sama antaranggotanya
  4. Buku: Melambangkan semangat menimba ilmu dan pentingnya pendidikan
Baca juga:  Honda CUV e: Diperkenalkan di Bali

7. Filosofi di Balik Warna dan Bentuk Logo

Setiap elemen dalam logo memiliki filosofi mendalam:

  1. Putik bunga berwarna kuning melambangkan cita-cita luhur dan regenerasi perempuan penerus bangsa.
  2. Warna putih mencerminkan kesucian, keluhuran budi, dan kekeluargaan.
  3. Rantai dan buku menjadi simbol bahwa persatuan dan pengetahuan adalah kekuatan utama organisasi ini.

8. Lebih dari Sekadar Istri PNS

Kini, Dharma Wanita Persatuan tidak lagi semata-mata identik dengan status sebagai istri PNS. Organisasi ini berkembang menjadi wadah aktualisasi perempuan, yang memberi ruang untuk berhimpun, berbagi pengalaman, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. (*)

BAGIKAN