Seorang siswa SRMP menjawab pertanyaan Menteri PANRB, Rini Widyantini saat berkunjung Senin (5/8). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Aktivitas asrama di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 yang berlokasi di Sentra Mahatmiya, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, diwarnai ‘drama’ dari para siswa. Tak sedikit di antara mereka yang masih menangis atau merasa kesepian karena harus tinggal jauh dari orang tua.

Kondisi ini terungkap saat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, berkunjung, Senin (4/8).

Salah satu siswa asal Bajera Tabanan, Aldi Firmansyah mengaku pernah menangis karena rindu orangtua. Namun kini ia sudah mulai terbiasa dengan teman-temannya di asrama ditambah lagi dari pihak sekolah tetap memfasilitasi ruang komunikasi antara siswa dan orang tua melalui telepon genggam. “Pernah nangis kangen orangtua, tetapi pernah ditengok juga ke sekolah, kemarin juga sempat pulang karena ada acara di rumah,” ucapnya.

Baca juga:  Empat Hari Pascaditemukan di Dekat Kuburan Keramat Candikuning, Pelajar Meninggal

Kepala Sentra Mahatmiya Bali, Sri Wibowo mengatakan kerinduan terhadap ortu maupun tangisan siswa adalah hal wajar sebagai bagian dari proses adaptasi. Terutama, bagi anak-anak dari latar belakang keluarga tidak mampu yang sebelumnya tidak pernah jauh dari orangtua.

“Tapi inilah bagian dari perjuangan untuk masa depan mereka. Negara hadir untuk menjamin mereka bisa sekolah dengan fasilitas yang layak,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri PANRB menyempatkan berinteraksi langsung dengan para siswa dan meninjau fasilitas sekolah serta asrama. Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto, selain program makan bergizi gratis, koperasi desa, layanan kesehatan gratis, dan perumahan rakyat.

Baca juga:  Tiga Orang Mengundurkan Diri, Menpan RB Respons Kekurangan Guru di SRMP 17 Tabanan

Di SRMP 17, lanjut dikatakan Rini adalah khusus bagi siswa dari keluarga desil 1 dan 2 untuk mendapat pendidikan gratis yang setara dengan sekolah umum, lengkap dengan fasilitas pendukung dan kebutuhan sehari-hari.

Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung kebutuhan tenaga pendidik di sekolah rakyat, menyusul laporan adanya guru yang mengundurkan diri. “Kami siap membantu. Tapi tentu data yang pasti harus kami terima dulu dari Kemensos sebagai pemilik program. Formasi tenaga akan disesuaikan dengan jumlah siswa dan ruang kelas,” jelasnya.

Baca juga:  Puluhan Siswanya Tak Diizinkan Ikut US, Dewan Pendidikan Sayangkan Tindakan SMKN 4 Bangli

Program Sekolah Rakyat ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan pendidikan dan menjadi sarana mencerdaskan anak-anak dari keluarga prasejahtera agar setara dengan siswa di sekolah umum lainnya. SRMP 17 Tabanan pun digadang-gadang bisa menjadi contoh baik dalam pelaksanaan program sekolah rakyat di daerah lain. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN