Menteri PANRB, Rini Widyantini berinteraksi dengan siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SMRP) 17 Mahatmiya Bali, Senin (4/8). (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Pascamundurnya 3 guru dari Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 yang berada di bawah naungan Sentra Mahatmiya Bali, Kabupaten Tabanan, proses belajar mengajar masih bisa berjalan.

Dari total kebutuhan minimal 15 guru, saat ini hanya tersisa 12 orang guru aktif.

Kepala Sentra Mahatmiya Bali, Sri Wibowo, Selasa (5/8) mengatakan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah tersebut, di luar kepala sekolah yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), merupakan tenaga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka merupakan hasil rekrutmen langsung dari Kementerian Sosial.

Sedangkan, guru agama merupakan penugasan dari Kementerian Agama.

Baca juga:  Kasus DID 2018, Giliran Kepala Bappelitbang Tabanan Diperiksa

“Guru Bimbingan Konseling (BK) mengundurkan diri karena kendala jarak tempat tinggal, sedangkan dua guru agama (Hindu dan Katolik) mundur karena jadwal mengajarnya berbenturan dengan tugas di tempat lain,” jelas Sri Wibowo.

Meski ada guru mengundurkan diri, diakui Sri Wibowo proses pembelajaran di sekolah rakyat masih bisa berjalan sesuai dengan kurikulum yang telah diatur. Apalagi saat ini juga sudah berproses untuk penambahan jumlah guru oleh pemerintah pusat.

Sekolah rakyat ini memiliki 12 guru aktif untuk mengajar 75 siswa yang terbagi ke dalam tiga rombongan belajar. Padahal, untuk menjalankan operasional sekolah dan asrama secara optimal, idealnya dibutuhkan lebih dari sekadar tenaga pengajar.

Baca juga:  Kebakaran Landa Rumah Makan di Tabanan, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Sementara ini, 12 guru aktif tersebut masing masing khusus mengajar satu mata pelajaran. Tidak ada guru yang mengambil mapel lebih dari satu.

“Untuk tenaga pendidik yang ada saat ini masih terpenuhi untuk mengajar 75 siswa, namun kami juga masih membutuhkan tambahan seperti dua wali asrama, delapan wali asuh, enam petugas keamanan, empat juru masak, dan empat petugas kebersihan,” ungkapnya.

Kendati kekurangan tenaga pendidik dan kependidikan, Sentra Mahatmiya terus berupaya meningkatkan kualitas sarana pembelajaran. Salah satunya melalui dukungan pemerintah pusat yang akan memberikan laptop gratis kepada seluruh siswa. “Informasinya, pemerintah telah menyiapkan lebih dari 9.000 unit laptop untuk seluruh Sekolah Rakyat di Indonesia. Saat ini masih dalam proses lelang di pusat,” bebernya.

Baca juga:  Perubahan Klasifikasi, ODP di Tabanan dari 525 Jadi 90 Orang

Untuk diketahui, sekolah rakyat ini merupakan bagian dari program pendidikan khusus yang difasilitasi oleh Kementerian Sosial RI. Tujuannya, memberikan akses pendidikan menengah pertama kepada anak-anak dari kelompok rentan secara sosial dan ekonomi. Pada tahap pertama ini ada 75 siswa dari keluarga kurang mampu yang diterima. Mereka dari 4 kabupaten/kota, yakni Tabanan, Buleleng, Denpasar, dan Badung sudah bersekolah sejak 14 Juli 2025. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN