
DENPASAR, BALIPOST.com – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII Tahun 2025 yang mengusung tema “Semesta Cipta Jagat Kerthi: Harmoni Bumi Bali”, resmi ditutup oleh Gubernur Bali Wayan Koster, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Art Center Denpasar, Senin (28/7).
Penutupan ditandai dengan diluncurkannya tema FSBJ VIII Tahun 2026, yaitu “Kembara Sukma Atma Kerthi: Pengembaraan Menuju Jiwa Maha Suci”.
Penutupan diisi dengan penyerahan penghargaan “Bali Jani Nugraha” oleh Gubernur Koster. Penghargaan Bali Jani Nugraha diserahkan kepada 3 orang tokoh Bali atas prestasi dan pencapaian mereka dalam penguatan dan pemajuan seni modern, kontemporer, dan seni inovatif lainnya.
Yaitu, Sastrawan Drs. I Nyoman Manda, Sastrawan Ngakan Made Kasub Sidan, S.Pd., M.Pd., dan Sastrawan Drs. I Dewa Nyoman Sarjana, M.Pd. Acara juga diisi dengan penyerahan hadiah kepada pemenang sejumlah lomba FSBJ VII Tahun 2025.
Gubernur Koster, mengapresiasi kepada para penerima penghargaan Bali Jani Nugraha. Menurutnya, para sastrawan ini perlu diapresiasi karena telah mendedikasikan dirinya untuk membuat karya sastra untuk memajukan kebudayaan Bali. “Itu dilakukan oleh beliau tanpa pamrih, tanpa harapan apa-apa, dilakukan karena nalurinya, talentanya, dan kesukaannya secara natural,” ujar Gubernur Koster.
Untuk membangkitkan karya sastra di kalangan anak muda, Gubernur Koster berencana akan melombakan karya tulis maupun puisi tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi pada FSBJ tahun 2026. Hadiahnya pun bisa mencapai Rp25 juta-Rp50 juta. Ini dilakukan sebagai bentuk dorongan agar seni kontemporer terus bangkit di kalangan anak muda.
Koster mengatakan FSBJ VII Tahun 2025 telah berjalan lancar dan sukses. Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada para seniman, sastrawan, dan budayawan yang telah bekerja menyukseskan FSBJ VII. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kaum milenial Bali yang sangat antusias berpartisipasi dan memberi dukungan, sehingga FSBJ semakin membumi.
Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini berpesan kepada para penggiat seni modern dan kontemporer agar ruang pemanggungan FSBJ dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan sebaik-baiknya melalui berbagai penciptaan karya seni modern dan kontemporer yang kreatif, inovatif, tekun berkarya, meningkatkan kualitas, serta melakoninya denfan tertib dan disiplin.
Gubernur Koster, mengungkapkan pembangunan bidang adat, tradisi, seni-budaya, serta kearifan lokal Bali menjadi Program Prioritas Pembangunan Bali dalam visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Dalam Bali Era Baru. Visi ini menjadikan kebudayaan dijadikan sebagai hulu pembangunan Bali, dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab, nilai-nilai budaya berkontribusi besar terhadap berbagai bidang kehidupan di Bali.
Gubernur Koster, mengungkapkan bahwa Bali tidak memiliki sumber daya alam, tetapi Bali dianugrahi kekayaan, keunikan, dan keunggulan seni budaya, serta manusia bertalenta tinggi, berkarakter, dan tekun.
Dikatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah menerbitkan berbagai produk regulasi untuk memperkuat adat istiadat, tradisi, seni, dan budaya Bali, serta kearifan lokal. Salah satunya adalah Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Perda ini menjadi payung hukum yang sangat lengkap, sebagai landasan formal untuk membuat kebijakan tentang seni dan budaya Bali. Dengan Perda ini, seni dan budaya Bali diperkuat dan dimajukan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan krama Bali.
Penutupan FSBJ VII 2025 dimeriahkan oleh Seniman Muda Kabupaten Badung, Juara 1 Pawimba (Lomba) Bala Bali Dance, serta kolaborasi spektakuler dari Lolot Band bersama Bagus Wirata, Widi Widiana, Joni Agung, Nono, Yudi Darmawan (LS), Sandi Lazuardi, Putri Bulan, Tiari Bintang, BXD Bali, dan Sekeha Lawang Ras. (Ketut Winata/balipost)