
JAKARTA, BALIPOST.com – Warga negara Indonesia (WNI) dipastikan tidak ada yang menjadi korban bentrokan bersenjata antara militer Kamboja dan Thailand. Kepastian itu disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Menurut Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha, kesimpulan tersebut didapatkan berdasarkan pengamatan Kemlu bersama Kedutaan Besar RI (KBRI) Phnom Penh, Kamboja, dan KBRI Bangkok, Thailand.
“Berdasarkan pemantauan dan komunikasi dengan berbagai pihak, tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban konflik bersenjata tersebut,” kata Judha dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (27/7).
Dia memastikan bahwa KBRI di kedua kota itu telah mengeluarkan imbauan keamanan kepada para WNI.
Mereka diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, menghindari perjalanan ke wilayah konflik, dan terus memonitor situasi keamanan dari otoritas atau media setempat, kata dia.
Para WNI juga diimbau untuk segera menghubungi perwakilan RI setempat jika menghadapi situasi darurat di Kamboja atau Thailand, kata Judha.
KBRI Phnom Penh bisa dihubungi di nomor telepon +855-12-813-282 dan KBRI Bangkok di nomor +66-92-903-1103.
Ketegangan Thailand-Kamboja telah meningkat sejak Kamis, yang dipicu oleh sengketa lama atas Candi Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO dari abad ke-11.
Setelah berminggu-minggu menghadapi ketegangan akibat insiden ranjau darat yang disusul aksi saling usir diplomat, bentrokan bersenjata pecah di sekitar perbatasan. Artileri berat dan roket pun ditembakkan di dekat kawasan candi itu.
Dalam pernyataan sebelumnya, Kemlu RI meyakini bahwa kedua negara dapat menyelesaikan ketegangan dengan cara-cara damai yang sejalan dengan prinsip-prinsip yang tercermin dalam Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama. (Kmb/Balipost)