Seorang pekerja sedang mengangkut beras di pasar tradisional, Denpasar. (BP/Melynia Ramadhani)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah isu beredarnya beras oplosan di pasaran, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali memastikan secara umum ketersediaan beras di Bali dalam kondisi surplus.

Kepala Distan Bali, I Wayan Sunada mengungkapkan Bali saat ini memprogramkan Luas Tambah Tanam (LTT) yang ditargetkan mencapai 155 ribu hektare. Di mana, estimasi produksi per hektare kurang lebih mencapai 6 ton.

Sehingga, Bali diprediksi akan mampu menghasilkan lebih dari 800 ribu ton gabah kering atau atau sekitar 600 ribu ton beras. Sedangkan, kebutuhan beras di Bali mencapai sekitar 414.000 ton per tahun. Sehingga, stok beras di Bali aman.

Apalagi, dikatakan bahwa pangan Bali tidak hanya beras. Ada 10 jenis komoditas pangan strategis di Bali yang terdiri dari beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe besar, telur ayam, daging ayam, daging babi dan daging sapi. Dari 10 jenis pangan ini, hanya bawah putih yang masih defisit.

Baca juga:  Ubi “Sikep” Terancam Punah

“Dengan berbagai jenis komoditas pangan yang dimiliki Bali, seharusnya stok beras di Bali aman, apalagi hanya bawang putih yang masih defisit. Selebihnya, termasuk beras berada dalam kondisi surplus,” ujar Sunada saat dikonfirmasi, Rabu (23/7).

Terkait isu beras oplosan, Sunada memastikan tim Distan Bali bersama Polda Bali telah melakukan pemantauan di sejumlah pasar dan belum menemukan indikasi adanya pengoplosan beras. Begitu juga dengan harga beras di lapangan masih berada dalam kisaran wajar.

“Beras premium yang ditemukan di supermarket maupun pasar tradisional memiliki kualitas baik dan dijual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu sekitar Rp16.000 per kilogram,” ungkapnya.

Baca juga:  Pelanggar Tanpa Helm Tinggi, Ini Dilakukan Satlantas Polresta

Oleh karena itu, masyarakat Bali diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu beras oplosan yang belum terbukti kebenarannya. Terlebih apabila ditemukan praktik curang di lapangan, pihaknya siap menyerahkan proses hukum kepada Polda Bali.

“Kami telah menurunkan enumerator untuk melakukan pengecekan rutin terhadap kualitas dan harga beras di pasar-pasar. Kami pastikan beras oplosan tidak ada di Bali, mungkin di luar Bali terjadi, tetapi di Bali kami punya petugas khusus untuk menjaga hal tersebut tidak terjadi,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah bergerak melakukan koordinasi lintas kabupaten/kota di seluruh Bali untuk menyikapi isu beras oplosan ini. Langkah ini dilakukan guna memastikan tidak ada beras oplosan beredar di Bali.

Baca juga:  Penyebrangan Beras ke Nusa Penida Disubsidi

“Kami selaku tim inflasi sudah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk mengecek semua informasi ini. Jangan sampai beras oplosan beredar di Bali,” tegas Giri Prasta saat diwawancara usai menghadiri pelantikan dan pengukuhan kepengurusan PWI Bali, di Art Center, Selasa (22/7).

Dikatakan, pengumpulan informasi terkait beras oplosan di lapangan masih terus dilakukan secara menyeluruh. Bahkan, tim gabungan yang terdiri dari berbagai unsur pemerintah dan pengawasan distribusi bahan pokok sudah diterjunkan guna memastikan hal itu.

“Informasi sedang kami kumpulkan, pengecekan di lapangan sudah berjalan. Hasilnya pasti kami sampaikan. Kami tidak mau sementara, karena ini menyangkut prinsip dasar yakni kebutuhan pokok masyarakat,” tandasnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN