Kawasan Jatiluwih akan perluas jalur tracking untuk meningkatkan jumlah kunjungan. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Kawasan wisata Jatiluwih, Penebel, Tabanan, terus berbenah untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas kunjungan wisatawan. Salah satu yang tengah digarap tahun ini adalah penambahan jalur tracking baru yang menyasar seluruh banjar di sekitar kawasan.

Selain itu, fasilitas pendukung seperti jalur udara juga disiapkan untuk mengatasi kendala waktu tempuh lewat jalur darat.

Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna, mengatakan, penambahan jalur tracking ini akan memperluas area kunjungan wisatawan, dari sebelumnya hanya di sekitar Jatiluwih, kini membentang hingga ke desa-desa tetangga seperti dari Gunungsari di timur sampai Banjar Kesambi di barat.

“Total panjang jalur sekitar 3 sampai 4 kilometer dan ditarget rampung 2025. Harapannya agar seluruh banjar bisa ikut merasakan dampak positif pariwisata,” jelasnya, Jumat (20/6).

Baca juga:  SP II Tak Digubris, Kafe di Delodberawah Masih Beroperasi

Dengan jalur baru ini, wisatawan akan diajak menjelajahi pematang sawah, masuk ke kawasan rumah warga, hingga mengenal potensi desa seperti kebun durian dan alpukat.

“Kami ingin wisatawan bisa tinggal lebih lama, bukan cuma satu jam. Minimal 3 sampai 4 jam dengan pengalaman yang lebih lengkap,” ujar Purna.

Pengerjaan jalur tracking akan dimulai setelah musim panen, dan pengelola sudah menjalin komunikasi dengan para pemilik lahan untuk memastikan proyek berjalan lancar. Konsep ini juga sekaligus mendorong pemerataan manfaat pariwisata hingga ke tingkat banjar.

Baca juga:  Lagu dan Tarian "Blackpink" dari SMKN 1 Sukawati Disambut Antusias Pengunjung SMK Festival

Tak hanya memperluas jalur tracking, pihaknya secara pribadi juga menyiapkan fasilitas untuk mengakomodasi tamu VIP yang punya waktu terbatas, salah satunya dengan membuka akses jalur udara di Jatiluwih Eco Farm, Banjar Kesambi.

Di lahan milik pribadi yang dulunya hanya tegalan tak produktif ini kini telah disulap menjadi miniatur Jatiluwih yang multifungsi.

“Kami siapkan tempat multifungsi yang bisa menjadi titik pendaratan helikopter. Tadi dari titip Ungasan ke Jatiluwih lewat udara hanya 20 menit, dibandingkan jalur darat yang bisa memakan waktu 2,5 jam,” jelasnya.

Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai titik pendaratan helikopter, tetapi juga bisa digunakan untuk kegiatan wedding, outbound, hingga taman bermain anak. “Fasilitas ini fleksibel, kami siapkan untuk mendukung wisatawan yang ingin efisien waktu dan nyaman,” tambahnya.

Baca juga:  Tiga Zona Orange Tambah Korban Jiwa COVID-19, Satu Warga Sudah Sebulan Lalu Meninggal

Sementara itu dari sisi kunjungan, Jatiluwih menunjukkan tren positif. Setelah sempat menurun saat pandemi, angka kunjungan pada 2024 meningkat 25–30 persen.

Meski awal 2025 masih di kisaran 5–15 persen, pihak pengelola optimistis kunjungan akan melonjak hingga 100 persen pada Juli hingga September. Saat ini, rata-rata kunjungan mencapai 1.000 wisatawan asing dan 200–300 wisatawan domestik per hari, didominasi tamu dari Eropa, khususnya Prancis. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN