
MANGUPURA, BALIPOST.com – Kabupaten Badung menjadi barometer pertumbuhan pariwisata di Bali. Bahkan, 80 persen pendapatan di Gumi Keris bergantung pada sektor ini. Namun demikian, pertumbuhan pariwisata yang pesat berdampak negatif terhadap alih fungsi lahan, khususnya di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Anggota DPRD Badung, Putu Parwata saat dimintai tanggapan terkait DAS tidak menampik kondisi tersebut. Perkembangan pariwisata menjadi tantangan yang umumnya dihadapi DAS di Badung. Seperti halnya alih fungsi lahan dari hutan dan sawah menjadi permukiman atau wisata, kerusakan sempadan sungai akibat pembangunan tanpa izin.
“Selain itu juga penumpukan sampah di sungai dan saluran drainase dan minimnya ruang resapan air di kawasan padat penduduk dan wisata,” ungkap Putu Parwata, Selasa (3/6).
Parwata yang juga Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Badung menambahkan, menjaga DAS adalah upaya agar sungai berfungsi baik dan terhindar dari banjir. Misalnya, rehabilitasi hutan dan lahan di hulu DAS dan mencegah alih fungsi lahan kritis di perbukitan menjadi vila atau bangunan wisata.
“Seperti halnya kalau di Badung melaksanakan penanaman kembali (reboisasi) di kawasan hulu Petang dan Abiansemal,” katanya.
Menurutnya, perlu adanya penguatan lembaga pengelola DAS. Selain itu membangun koordinasi antara Balai Wilayah Sungai (BWS), Pemkab Badung, dan desa adat. “Kita juga perlu memberdayaan kelompok masyarakat peduli sungai (KMPS) di tiap banjar atau desa,” ucapnya.
Selain sosialisasi rutin tentang fungsi DAS dan bahaya banjir ke sekolah dan komunitas, kata Parwata perlu adanya program adopsi sungai oleh komunitas, pariwisata, atau CSR perusahaan. Selain itu juga mengalokasikan anggaran khusus untuk pengendalian banjir dan konservasi DAS.
“Sungai yang berfungsi baik akan mengurangi risiko bencana, menjaga kualitas lingkungan, dan menopang keberlanjutan ekonomi, termasuk pariwisata. Maka diperlukan sinergi lintas sektor, yakni pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk memulihkan dan merawat DAS di Kabupaten Badung,” jelasnya. (Parwata/balipost)