Bendesa Adat Pedungan, I Gusti Putu Budiarta. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Desa adat Pedungan akan melaksanakan upacara maligia punggel dan matatah massal. Upacara ini akan dipusatkan di wantilan Bale Adat Banjar Pitik, Pedungan, Denpasar.

Bendesa Adat Pedungan, I Gusti Putu Budiarta belum lama ini mengatakan dalam waktu dekat Desa Adat Pedungan akan melaksanakan upacara Dewa Yadnya yaitu maligia punggel dan matatah massal. Puncak karya maligia punggel pada 25 Juni 2025 sedangkan matatah massal 23 Juni berpusat di Wantilan Bale Adat Banjar Pitik.

Pelaksanaan upacara nyekah atau mamukur sudah empat kali dilaksanakan. Dalam kepemimpinannya selama 10 tahun sebagai bendesa adat, pelaksanaan upacara ini sudah tiga kali dilaksanakan. Namun upacara nyekah dengan tingkatan maligia punggel dilaksanakan sebanyak dua kali berturut-turut.

Baca juga:  Tradisi “Ngerebeg” Desa Blahkiuh, Lestarikan Budaya Tolak Bala

Hingga saat ini sudah ada 210 orang yang mendaftar untuk ikut serta dalam upacara tersebut. Peserta tidak hanya dari Desa Adat Pedungan namun juga ada krama dari Desa adat Pemogan dan Kepaon. “Namun kami prioritaskan krama wed dan tidak dikenakan biaya apapun,” tandasnya.

Ia menjelaskan, desa adat adalah lembaga yang berdiri secara otonom namun dalam bingkai NKRI dan di Bali diayomi Pemprov maupun pemkab/pemkot. Tugasnya mempertahankan adat tradisi budaya seni termasuk agama yang ada di wilayahnya. Dalam rangka menjalankan tugas itu maka desa adat menjalankan program dari 3 sisi yaitu THK, parhyangan, pawongan, palemahan.

Baca juga:  Atasi Kemacetan, Bali Disiapkan Transportasi Terintegrasi

Pada bidang parhyangan mencakup Tri Kahyangan Tiga, di samping ada Pura Prasanak Kahyangan Tiga. Dalam rangka memberi kenyamanan, kasukertan dan kedamaian bagi masyarakat.

Implementasi parhyangan, dilaksanakan pujawali di Kahyangan Tiga rutin dua kali setahun sedangkan karya agung tahun ini belum ada. “Namun, di bidang pawongan, ada upacara yang akan dilaksanakan yaitu maligia punggel dan matatah massal tadi,” imbuhnya.

Selain itu, di bidang pawongan, desa adat juga berupaya menjaga keharmonisan krama wed, krama tamiu dan tamiu yang ada di Desa Adat Pedungan. Dalam rangka menjaga keharmonisan antarkrama, desa adat berupaya menciptakan, hubungan harmonis, menjaga hubungan baik dengan masikian (bersatu).

Baca juga:  Desa Adat Manistutu Gelar Karya Pitra Yadnya Kolektif

“Krama tamiu dan tamiu sesuai instruksi pemerintah, desa adat melakukan pendataan seberapa banyak krama tamiu, tamiu yang tinggal di Pedungan, kita petakan di masing-masing banjar,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN