Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menegaskan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) akan berfokus pada keberlanjutan. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menekankan pentingnya peningkatan partisipasi pemuda lokal dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal tersebut disampaikan Menpora Dito kepada wartawan saat menghadiri kegiatan pembinaan atlet muda di Lapangan GOR Turide, Kota Mataram, NTB, Jumat (23/5).

Baca juga:  Terkait RUU Larangan Minuman Beralkohol, Gubernur Koster Minta Baleg DPR RI Perhatikan Potensi Lokal

“Kita ingin PON ini bukan hanya tentang prestasi nasional, tapi juga sebagai momentum untuk membangkitkan semangat dan keterlibatan pemuda lokal. Ini bagian dari legacy yang ingin kita bangun,” ujar Menpora Dito dikutip dari laman Kemenpora.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan menggandeng organisasi kepemudaan, sekolah olahraga, dan komunitas lokal untuk terlibat aktif dalam berbagai aspek penyelenggaraan PON 2028. Tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai relawan, panitia, dan pengisi kegiatan budaya.

Baca juga:  Besok, KONI Bali Lobi Menpora

“Pemuda adalah kunci keberhasilan event nasional. Kita ingin ada sinergi antara olahraga dan pemberdayaan generasi muda,” jelas Dito.

Senada dengan hal tersebut, Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyambut baik rencana tersebut dan menegaskan kesiapan daerahnya untuk menyukseskan agenda besar ini.

“Kami siap bukan hanya dari sisi infrastruktur, tapi juga dari sisi sumber daya manusia. Ini momen emas bagi pemuda NTT untuk tampil dan berkontribusi,” ujar Viktor.

Baca juga:  Cegah Pengaturan Skor, Pelatih BU Minta Terapkan Sanksi Keras

PON 2028 direncanakan akan menjadi edisi pertama yang diselenggarakan secara kolaboratif di dua provinsi berbeda di wilayah timur Indonesia. Selain prestasi dan keberlanjutan, keterlibatan masyarakat lokal menjadi fokus utama pemerintah. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN